Pemerintah Siap Kucurkan Anggaran Rp 6,4 Triliun untuk Percepat Pembangunan Destinasi Wisata Prioritas

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, berdasarkan hasil Rapat Terbatas Presiden pada Senin (15/7/2019), pemerintah memutuskan bakal menambahkan anggaran Rp 6,4 triliun untuk mempercepat pembangunan destinasi pariwisata prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo-Flores, Mandalika, dan Manado.

“Destinasi Danau Toba merupakan salah satu destinasi prioritas yang mendapatkan anggaran tambahan pada APBN 2020,” katanya, saat melakukan pemantauan dan evaluasi progres perkembangan pariwisata, di The Kaldera Danau Toba, Medan, Sumatera Utara, Kamis (25/7/2019).

Arief melanjutkan, tambahan anggaran ini mendorong Kemenpar untuk mempercepat seluruh program destinasi dengan mengadakan rapat dan membahas progres mingguan dari masing-masing destinasi pariwisata prioritas tersebut.

“Kemenpar memiliki target jumlah wisatawan mancanegara pada 2019 sebesar 20 juta dengan target jumlah devisa Rp 240 triliun dan perjalanan wisatawan dalam negeri sebanyak 275 juta. Kami berharap, pariwisata bisa memberikan kontribusi 15 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB),” katanya melalui keterangan resmi.

Untuk kawasan destinasi yang cukup luas, dibandingkan Badan Otorita Pariwisata lainnya yang  terdiri dari 8 kabupaten, terdapat kenaikan yang cukup signifikan pada pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir yaitu sebesar 81% dari tahun 2016 ke 2017, dengan pertumbuhan PAD di kabupaten sekitar Danau Toba 2016-2017 mencapai 70%.

Sebagai salah satu Geopark yang sedang menjalani proses menuju UNESCO Global Geopark (UGG), Geopark Nasional Kaldera Toba (GNKT) masih menunggu pengumuman sekitar bulan September 2019.

“Insya Allah di September 2019 ini Geopark Kaldera Toba mendapatkan status UGG. Sesuai usulan, kami akan menjadikan 16 site Geopark Kaldera Toba menjadi quick wins Atraksi BPODT.” ucap Hiramsyah S. Thaib, Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas atau biasa disebut 10 Bali Baru.

Mengacu sebaran dan identifikasi singkapan batuan dan situs-situs geologi, Kaldera Toba terdiri dari 16 geosite yang dikelompokkan menjadi 4 Geoarea. Berdasarkan pertimbangan kondisi geografisnya, dipilah menjadi Geoarea Kaldera Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang, dan Geoarea Pulau Samosir.

Geoarea Kaldera Haranggaol yang berada di ujung Utara GKT, terdiri dari beberapa geosite (situs kebumian), salah satunya adalah Geosite Tongging Sipiso-piso.

Demi mendongkrak kesiapan seluruh ekosistemnya untuk mendukung quick wins ini, Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas bersama dengan jajaran direksi BPODT sudah menyelenggarakan pertemuan untuk membahas progres sesuai framework ekosistem pariwisata yaitu Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas (3A), yang termasuk kedalam 9 pilar Transformer.

Selain Kaldera Toba, rombongan meninjau salah satu atraksi amenitas andalan sekitar Danau Toba yaitu Desa Wisata Sigapiton, hanya 30 menit dari Parapat, disambut oleh Ketua Tim Percepatan Homestay Desa Wisata, Anneke Prasyanti.

Arief Yahya berharap, sumber daya manusia harus ditingkatkan untuk menunjang sumber daya yang sudah ada. Di sana terdapat homestay dan rumah tradisional yang didukung langsung pembangunannya oleh Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata.

Pada kesempatan ini, Hiramsyah pun menuturkan bahwa salah satu strategi untuk membangun destinasi dapat melalui pengembangan desa wisata yang ada di sekitar daerah pengembangan 10 Bali Baru. “Kekayaan dan keunikan alam serta budaya kita begitu eksotik, penuh daya tarik. Seluruh dunia harus melihat itu,” ujarnya.

Untuk akses menuju ke Desa Sigapiton, Bupati Tobasa, Darwin Triadi, menjanjikan bantuan pembangunan jalan dari Desa Sigapiton. BPODT pun siap mendukung pembangunan desa wisata tersebut. Dukungan ini tentu mempermudah akses wisatawan yang berwisata ke Desa Wisata Sigapiton.

“Dengan tawaran menarik homestay yang hanya Rp85.000/malam, wisatawan dapat merasakan keindahan alam dari mulai danau hingga atraksi sekitar.” ujar Anneke selaku Ketua Tim Percepatan Homestay. (dan)