Hj Lilik Hidayati diatas panggung saat memberikan sambutan dalam acara Milad ke 29 dan Khotmil Qur'an ke 28 TPQ Yakfi

Meski Diterpa Pandemi, Yakfi Tetap Eksis Ciptakan Generasi Qur’ani

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Demi membangkitkan minat belajar Al Qur’an sejak usai dini, Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) Yafki (Yayasan Fakir Miskin) yang berlokasi di Kelurahan Kawisanyar, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terus berupaya menyediakan sarana prasana penunjang yang baik bagi para santri.

Langkah tersebut sengaja dilakukan Yakfi, sebab setiap tahunnya jumlah santrinya terus mengalami peningkatkan. Tercatat di tahun pendidikan 2020-2021, ada 207 santri laki-laki dan perempuan yang belajar Al Qur’an di TPQ Yakfi.

“Tujuan utama TPQ Yakfi ini, adalah untuk mendidik anak-anak sejak usia dini agar mengenal Al Qur’an dengan baik dan benar. Baik dengan cara mendidik anak untuk bisa membaca, hingga menghafal Al Qur’an,” kata, Hj Lilik Hidayati Ketua Yakfi saat menghadiru acara Milad ke 29 dan Khotmil Qur’an ke 28 TPQ Yakfi, Minggu (7/2).

“Meski sarana yang ada masih belum sesuai harapan masyarakat, tapi minat belajar anak-anak begitu tinggi dan antusias. Sehingga, membuat para ustad maupun ustadzah yang mendidik para santri kian bersemangat untuk menjadikan bisa menjadikan para santri pandai membaca serta menghafal Al Qur’an,” ujar anggota DPRD Gresik ini.

Semangat mendidik itu, lanjut Lilik terbukti dengan dilaksanakannya Milad ke 29 dan Khotmil Qur’an ke 28 santri TPQ Yakfi. “Bukti keberhasilan TPQ Yakfi ini, ditandai dengan adanya santri yang telah Khotam atau berhasil membaca, memahami dan menghafal Al Qur’an yang selama ini mereka pelajari,” imbaunya.

“Belajar Al Qur’an ini sangat penting bagi anak-anak, untuk itu kami bertekad untuk menghapus anak-anak yang buta dalam membaca Al Qur’an. Sebab, memahami Al Qur’an merupakan bekal utama generasi kedepan agar tidak salah melangkah. Tidak ada artinya belajar ilmu umum, jika tak mempelajari Al Qur’an,” tandasnya.

Sementara, Kepala TPQ Yakfi Munawaroh mengatakan bahwa dampak pandemi Covid-19 telah mempengaruhi sistem pendidikan yang biasa dilakukan pihaknya.

“TPQ ini sudah berdiri sejak 30 tahun lalu, sehingga keberadaannya sudah sangat dirasakan oleh masyarakat. Terutama bagi mereka yang telah memasukan anaknya, untuk belajar disini,” ungkapnya

“Selama pandemi ini terjadi, praktis pembelajaran tidak semaksimal sebelumnya. Karena, adanya larangan berkumpul atau tatap muka. Sehingga, kami menyiasatinya dengan pola belajar secara bergiliran agar proses pendidik di TPQ ini tidak berhenti,” tuturnya.

“Metode belajar Al Qur’an yang kita laksanakan untuk saat ini, dengan cara setiap 2 hari secara bergantian mengaji dengan metode Qiroati. Bahkan waktunya pun cenderung singkat, tidak selama sebelumnya. Sebab yang telah telah dididik diawal harus segera pulang untuk kemudian diisi santri berikutnya secara bergantian,” tukasnya.

“Agar anak didik kami terutama yang masih baru belajar membaca maupun menghafal, tidak lupa dan tetap semangat. Karena keterbatasan waktu belajar yang kami terapkan saat ini, kami berharap orang tua santri bisa ikut mengajarinya saat dirumah,” pungkasnya. (Mor)