GRESIK (Independensi.com) – Kementerian ATR/BPN mengapresiasi kinerja Kantor ATR/BPN Kabupaten Gresik Jawa Timur, yang berhasil mendorong masyarakat setempat untuk ikut serta dalam program Trijuang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
Hal tersebut diungkapkan Inspektorat Jendral Kementerian ATR/BPN Sunraizal saat mengunjungi Kantor ATR/BPN didampingi Kepala Kantor ATR/BPN wilayah Jawa Timur Jonahar serta Plt Bupati Gresik Muhammad Qosim pada, Rabu (10/2).
Menurut Sunraizal tanah di Indonesia banyak yang belum tersertikat, sehingga ini menjadi pekerjaaan yang harus ditindaklanjuti oleh Kementerian ATR/BPN dan seluruh jajaran dibawahnya sebagai pihak yang berkaitan dengan persoalan tanah.
“Ada sekitar 60 jutaan tanah di Indonesia yang belum tersertifikat, sehingga pemerintah mengambil langkah cepat dengan membuat program PTSL,” ujar Sunraizal.
“Program PTSL ini hampir 60 persen sudah berjalan di Jawa jawatimur, sehingga menjadi daerah yang paling dominan dalam melaksanakan program strategis tersebut,” tuturnya.
Sunraizal menambahkan untuk mensukseskan program ini, tidak bisa dikejakan sendiri dan diperlukan kerjasama yang baik antar pemangku wilayah. Seperti, dengan pemerintah daerah unsur lainnya yang bisa menunjang kesuksesan program itu.
“Kami melihat sinergi yang ditunjukan Kantor ATR/BPN dan pemangku kebijakan di Gresik, sudah sangat baik dan perlu dilanjutakan agar pelayanan terhadap masyarakat terhadap program ini bisa lebih baik,” imbaunya.
“Dengan hasil yang telah dicapai ATR/BPN Gresik saat ini, kami yakin tidak lama lagi setiap desa yang berada diwilayah Kabupaten Gresik. Bisa nenjadi desa lengkap pertama,” katanya.
“Dan yang lebih mengagumkan lagi, ATR/BPN Gresik ini akan menjadikan Pulau Bawean menjadi lengkap dalam program ini. Ini yang luar biasa, untuk itu saya siap diundang untuk datang ke Bawean,” ucap Suraizal.
Sementara, Kepala ATR/BPN Gresik Asep Heri menyatakan bahwa pihaknya menyiapkan 50 ribu sertifikat untuk 47 desa yang berada di kecamatan Dukun dan Sidayu serta untuk seluruh wilayah yang ada di Pulau Bawean.
“Kalau nantinya surat pengajuan yang masuk lebih dari 50 ribu, tentunya saya akan mencari tambahan kelebihannya. Tetapi kalau kurang, kami akan limpahkan ke wilayah lain agar program ini bisa tuntas sesuai dengan yang kita targetkan,” tegasnya.
Yang penting masyarakat peserta program PTSL lanjut Asep, bagi masyarakat yang ingin ikut dalam program ini harus menyiapkan semua persyaratan. Mulai, KTP, KSK, Bukti kepemilikan tanah, SPPT PBB dan surat pernyataan.
“Untuk mempermudah pelayanan pada program PTSL ini, kami juga telah lakukan dengan metode digital atau pelayananan elektronik. Serta, secara bertahap akan pemberlakuan sertifikat tanah elektronik,” tukasnya.
“Digitalisasi sertifikat tanah (sertifikat tanah elektronik) ini mengacu pada Peraturan Menteri Agraria Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2021 tentang sertifikat elektronik. Ttujuannya, pemerintah dalam hal ini dibawah kewenangan Kementerian ATR/BPN adalah untuk meningkatkan kemudahan berusaha dan pelayanan terhadap masyarakat,” tandasnya.
“Dengan sertifikat tanah elektronik tentunya juga akan mempermudah, penyimpanannya dari resiko kerusakan. Akibat, kebakaran atau hal-hal lainnya dan tentunya mempermudah BPN dalam segala persoalan validitas data,” pungkas Asep.
Keberhasilan program Trijuang PTSL, juga diakui oleh Plt Bupati Gresik Mohammad Qosim saat memberikan sambutan. “Kami akui bahwa PTSL ini, telah menambah pendapatan daerah Kabupaten Gresik khususnya disektor pajak bumi dan bangunan (PBB),” katanya.
“Tak kalah pentingnya suksesnya program ini juga tidak lepas pula dari peran serta, jajaran Forkopimda Kabupaten Gresik. Terutama, Kodim 0817 yang telah menerjunkan Babinsa untuk membantu ATR/BPN saat turun ke masyarakat,” tutupnya. (Mor)