JAKARTA (Independensi.com)- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memaparkan beberapa strategi Kementerian Pertanian dalam memastikan stok pangan aman (Kementan) menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri. Langkah ini dilakukan sebagai upaya antisipasi untuk memenuhi permintaan masyarakat yang akan melonjak tinggi khususnya untuk komoditas pangan pokok seperti beras dan daging.
“Menjelang Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri yang sebentar lagi akan kita hadapi, perlu antisipasi dengan baik terutama terkait dengan ketersediaan pangan pokok di masyarakat,”ucap Mentan dalam paparannya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama dengan Komisi IV DPR RI di Senayan, Jakarta,Kamis (18/3/21).
Mentan menambahkan secara khusus Kementan memberikan perhatian serius dikarenakan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya pada saat Ramadhan dan Idul Fitri akan banyak disoroti perihal ketersediaan, kecukupan stok sampai fenomena lonjakan atau penurunan harga pangan yang dapat mengganggu ibadah selama bulan suci tersebut.
“Langkah yang diambil Kementerian Pertanian adalah melalui optimalisasi penyediaan pangan dari dalam negeri, dan mempercepat proses impor untuk komoditas pangan yang belum sepenuhnya dicukupi dari dalam negeri, seperti kedelai, bawang putih, daging sapi dan kerbau serta gula pasir,”tambahnya.
Mentan mengatakan Kementan telah membuat perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok berdasarkan data yang tersedia. Sesuai prognosa neraca pangan pokok sampai bulan Mei 2021 diperkirakan stok dalam keadaan cukup. Beras diperkirakan akan surplus 12,56 juta ton, begitu juga jagung surplus 3,40 juta ton.
“Khusus beras surplus yang terjadi karena pada Maret dan April 2021 ini memasuki panen raya. Berdasarkan hasil perhitungan sampai dengan Minggu II Maret 2021 menunjukkan stok beras yang tersimpan di berbagai tempat seperti di Bulog, penggilingan, pedagang, PIBC dan lainnya, total stok mencapai 6,79 juta ton,”ujarnya.
Selain itu, Mentan menuturkan bahwa terjadi surplus komoditas jagung di karenakan petani telah memasuki masa panen mulai dari awal tahun sampai dengan Mei 2021. Tidak hanya itu, untuk komoditas lain diperkirakan juga akan tersedia dalam jumlah cukup di antaranya komoditas bawang, cabai, daging ayam ras, telur, gula dan minyak goreng.
“Dalam rangka meyakinkan publik terkait dengan jaminan ketersediaan pangan pokok saat memasuki Ramadhan dan Idul Fitri benar-benar tersedia secara fisik dan harga di petani terjaga dengan baik, maka Kementerian Pertanian membuat berbagai langkah antisipasi,”ucap Mentan
Berikut ini langkah antisipasi Kementan dalam menjamin ketersedian pangan pokok diantaranya bersamaan dengan musim panen maka Kementan mendorong Perpadi/Bulog dan lainnya untuk menyerap gabah panen petani serta mengoptimalkan dryer dan gudang penyimpanan untuk menjaga stok yang sudah siap untuk diserap pasar.
Kemudian Kementan akan menyampaikan Early Warning System (EWS) informasi ketersediaan cabai dan bawang bulan Maret – Juni 2021 ke provinsi dan kabupaten serta melakukan konsolidasi dengan asosiasi dan pelaku usaha terkait upaya menjaga pasokan cabai dan bawang.
“Untuk memantau ketersediaan komoditas utama lainnya seperti jagung, kedelai, daging sapi/kerbau, gula pasir, dan minyak goreng, baik pemantauan produksi dan distribusi dari daerah, maupun pemantauan percepatan impor serta distribusi komoditas yang diimpor ke pasar pada saat diperlukan,”tegas Mentan Syahrul.
Kementan juga akan terus meningkatkan koordinasi antar lembaga dalam rangka stabilisasi harga dan ketersediaan bahan pangan pokok saat terjadi gejolak harga dan menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) serta mengintensifkan gelar pasar murah di berbagai wilayah.
“Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan juga memantau perkembangan harga harian komoditas utama. Hal ini dilakukan guna mendeteksi kemungkinan terjadinya peningkatan atau penurunan harga ekstrim yang berpotensi meresahkan masyarakat sehingga bisa segera diantisipasi,”ucapnya.
Anggota Komisi IV DPR RI, Sutrisno meminta agar Kementan mengamankan distribusi stok pangan yang sudah di persiapkan ke seluruh daerah sehingga kedepan tidak ada daerah yang memiliki stok terbatas khususnya daerah yang jauh dari daerah produksi yang nanti dapat menyebabkan gejolak seperti kenaikan harga.
“Bulan suci Ramadan sudah tinggal 1 bulan lagi dan daerah kita ini kan sangat luas dan sangat sulit komunikasinya. Jadi sudah berapa jauh penyediaan stok pangan menghadapi bulan Ramadan sudah tersebar pada semua wilayah?,” ucap Sutrisno.
Sementara itu, Sutrisno juga sangat meyakini bahwa Indonesia tidak akan kekurangan stok beras di tahun 2021 sehingga menurutnya pemerintah tidak perlu melakukan impor beras. Secara tegas, ia meminta Kementan untuk terus melakukan upaya pengamanan produksi pertanian dalam negri sehingga prediksi ketersedian beras yang sudah di rilis oleh Kementan bisa menjadi data riil.
“Sesuai data prediksi produksi beras yang disampaikan oleh Dirjen Tanaman Pangan yang sudah dihitung dari stratanya kabupaten/kota artinya dari metodologi statistik ini sangat rendah tingkat kekeliruannya. Saya meyakini prediksi itu juga akan menjadi kenyataan,”tutupnya.(wst)