JAKARTA (IndependensI.com) – Salah satu permasalahan yang sangat mengkhawatirkan adalah sampah karena semakin banyak ragam jenisnya.
Terlebih penanganannya juga belum maksimal, sehingga seringkali terjadi berbagai tumpukan yang mengganggu pemandangan hingga kesehatan. Sebagian besar masalah sampah yang semakin meningkat di Indonesia berasal dari sampah rumah tangga hingga kegiatan usaha. Belum lagi dengan permasalahan sampah yang terangkut ke tempat pembuangan akhir hingga menjadi penumpukan.
Menyadari ada banyak sampah yang tidak terselesaikan dengan baik, maka masyarakat perlu mengurangi volume sampah yang jumlahnya kian meningkat dari tahun ke tahun. Siklo (Cara Asik Olah Sampah) berupaya hadir menjadi solusi terutama untuk sampah-sampah yang berasal dari rumah tangga.
Founder Siklo Danang Pratomo menerangkan jika program tersebut dibuat untuk mengajak masyarakat mulai sadar untuk memilah sampah organik dan nonorganik. Selain itu, pelajar atau warga juga bisa mengumpulkan sampah sekaligus menambah penghasilan.
Pengumpulan sampah sekaligus menghasilkan uang ini bisa diakses melalui aplikasi Siklo. “Kita sedang menjajaki berbagai pihak, di antaranya ke sekolah-sekolah dan lingkungan. Baik itu perumahan hingga perkantoran, atau pusat pelayanan publik. Aplikasi ini memfasilitasi para pesertanya atau member untuk memilah supaya kita memiliki kepedulian akan kelestarian lingkungan melalui aktifitas R3 (reduce, reuse, recycle). Keuntungan tentu untuk menambah penghasilan,” terang Danang Pratomo saat ditemui di SMAN 1 Kota Bekasi, Jalan K.H. Agus Salim No. 181, Bekasi Timur, Sabtu (3/4/2021) pagi.
Dilanjutkan sosok kelahiran Jakarta 24 Januari 1985 tersebut, Siklo bertujuan untuk social movement (gerakan sosial) meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, dalam hal ini pengelolaan sampah yang masih bisa memberikan nilai ekonomi melalui aktifitas R3 didukung dengan aplikasi yang modern.
Lebih jauh dijelaskan alumnus SMAN 1 Kota Bekasi dan Universitas Islam Indonesia (UII) jurusan Akuntansi tersebut, alur kegiatan Siklo diawali dengan memilah sampah berupa botol plastik, botol sabun dan sampo, gelas minuman kemasan dari plastik, kertas, karton dan lain sebagainya oleh warga.
Selanjutnya dibawa ke tempat pengepul atau simpul poin yang ditujuk Siklo untuk ditimbang dan didata sesuai kategori menggunakan aplikasi. Setelah didata warga akan mendapatkan uang hasil penjualan sampah. “Sekarang masih manual, tapi Mei Insya Allah sudah berjalan secara online. Pembayarannya juga online. Member siklo bisa mengakses kapan waktu pengambilan sampah dan pembayarannya, semua bisa dimonitor di layar handphone,” tutur penggemar kopi dan urban farming tersebut.
Setelah sampah terkumpul, pengepul sampah akan mengirim notifikasi atau meminta pihak Siklo untuk mengambil sampah tersebut. Pada tahap ini sampah akan ditimbang kembali, untuk kemudian hasilnya akan dibayarkan.
Terbentuknya Siklo memberikan tiga manfaat bagi masyarakat, yaitu menjadi sumber penghasilan tambahan, menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, serta upaya menjaga kelestarian bumi secara modern. Masih dikatakan Danang, warga, pengepul sampah, maupun pengusaha sampah yang tertarik dengan Siklo ini, dapat bekerjasama dengan mudah.
Kami ingin masyarakat yang setiap harinya menghadapi masalah dalam pengelolaan sampah dapat berpartisipasi aktif untuk bersama sama menyelamatkan bumi dengan cara yang mudah dan praktis,” tukas penggemar olahraga sepeda tersebut.
Sementara itu, dalam kesempatan sosialisasi Siklo di SMAN 1 Kota Bekasi, Danang mengaku mendapatkan respons dan apresiasi yang luar biasa. Sehingga pihaknya optimis kerja sama atau kemitraan bisa secepatnya berjalan dan sama-sama memberikan manfaat.
“Sebagai alumni, kebanggaan besar kalau kita bisa berkontribusi untuk sekolah. Semoga menjadi usaha yang baik bagi kita semua. Pihak sekolah sangat terbuka, terbukti tadi sangat dirangkul dan komunikasinya juga berjalan lancar dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Uswah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Siti Marifah,” tutupnya.