Gubernur Riau Syamsuar

Gubri Marah, Ustadz Ceramah Corona Kerjaan Yahudi

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) –Gubernur Riau Syamsuar marah mendengar adanya ustadz ceramah menyebut Covid-19 adalah rekayasa dan hoax.

Bahkan saat ceramah, ustadz itu mengatakan Covid-19 itu kerjaan Yahudi. Materi ceramah seperti itu sangat di khawatirkan bisa menimbulkan keresahan ditengah masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan mantan Bupati Siak itu saat rapat koordinasi terkait perkembangan Covid-19 bersama seluruh kepala daerah, kepolisian, kejaksaan, dan dinas terkait.

Rapat koordinasi dilakukan di gedung daerah Balai Serindit, Senin (19/4/2021) di Pekanbaru.

Syamsuar mengatakan hal itu, setelah mendengar paparan perkembangan kasus covid-19 yang disampaikan Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi.

Pada awalnya Gubri meminta agar protokol kesehatan di tempat ibadah diperketat.

Perlu dicermati berkaitan dengan rumah-rumah ibadah, masjid yang belum menerapkan protokol kesehatan.

Perlu adanya pengawasan dari tim satgas (penanganan Covid-19 di Pekanbaru), sehingga nanti benar-benar menerapkan protokol kesehatan.

Protokol kesehatan perlu diterapkan ketat,  karena ada laporan ustadz menyampaikan ceramah tidak benar.

“Ceramah dilakukan di salah satu masjid tidak jauh dari rumah dinas saya,” ujar Syamsuar.

Kemarin saya mendapatkan laporan di sebuah masjid di Pekanbaru, masih ada ustadz-ustadz yang ceramahnya seolah-olah Covid tidak ada, jadi itu dibilangnya kerjaan Yahudi.

Padahal di sana juga ada, dia tidak tahu. “Inilah ceramah yang tidak benar, bahkan menyesatkan, sehingga masyarakat menilai corona sudah hilang,” sambungnya.

Diakui Gubri, ceramah itu disampaikan pada  hari Rabu (14/4) lalu. Dia meminta agar ustadz tidak menyampaikan ceramah dengan materi pembohongan.

“Itu terjadi Rabu kemarin, sehingga ada jemaah mengingatkan, jangan ceramah itu. Ini masih ada di Pekanbaru, tentunya harus diwaspadai agar memberi pencerahan bagi ceramah yang benar,” katanya.

Usai rapat koordinasi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau dr Mimi Yuliana Nazir kepada Independensi.com mengatakan, penyebaran kasus baru di Provinsi Riau, banyak terjadi melalui klaster keluarga.

Karena sejak awal tahun 2021, banyak masyarakat yang mengadakan kegiatan / pertemuan tanpa peduli dengan protokol kesehatan.

Saat ini kasus covid-19 meningkat tajam di Provinsi Riau. Dari data yang masuk, beberapa hari terakhir, pertambahan covid-19 selalu diatas 300 kasus, dan lebih  banyak dari klaster keluarga.

Sekarang banyak yang mengadakan pesta tanpa batasan keluarga yang keluar daerah. Banyak warga hadir di pesta tanpa mengindahkan protokol kesehatan, termasuk acara buka bersama keluarga.

Jadi hampir seluruh kabupaten /kota di Prov Riau yang terkonfirmasi positif adalah dari klaster keluarga.

Lebih lanjut Mimi mengatakan, dalam pekan ini di Pekanbaru, ada klaster keluarga yang terdiri dari 5-6 orang yang terinfensi positif covid-19 dalam satu keluarga.

Jika ada acara berkumpul bersama, ada salah satu keluarga yang suspek Covid-19, namun tetap berkumpul dan hal inilah yang menyebarkan kepada keluarga lainnya.

“Kita kan tidak tahu mana keluarga atau tamu yang datang,  saat acara pesta atau acara pernikahan, bisa tertular,” kata Mimi lagi.

 (Maurit Simanungkalit)