JAKARTA (Independensi.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai membangun hunian tetap (huntap) untuk merelokasi masyarakat terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sesuai dengan Instruksi Presiden, bantuan rumah tahan gempa dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dengan tipe 36 Tunggal, akan disalurkan di dua wilayah yakni Kabupaten Lembata sebanyak 700 unit dan 300 unit di Kabupaten Flores Timur. Disamping itu, beberapa kabupaten terdampak bencana lainnya, sesuai dengan persetujuan Menteri PUPR akan segera dibangun Hunian Tetap (Huntap) RISHA.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di NTT tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana. “Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” kata Menteri Basuki.
Pembangunan inovasi RISHA didasari oleh kebutuhan akan percepatan penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat terdampak bencana dengan mengedepankan kualitas bangunan sesuai dengan standar (SNI). RISHA adalah teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan 3 jenis modul beton bertulang pada struktur utamanya.
Bantuan rumah RISHA di Kabupaten Lembata disalurkan di Desa Waisesa I dan Desa Getto dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp 85,5 miliar. Saat ini tengah dilakukan pematokan lahan, land clearing dan pematangan lahan seluas 7,9 hektar (ha) untuk Waisesa I dan 6,04 ha di Getto. Selagi menunggu material panel RISHA pada minggu ke-3 bulan Mei tiba dari Makasar, Kementerian PUPR membangun 4 unit mock up RISHA dengan progress pada pekerjaan struktur atap.
Selanjutnya bantuan rumah RISHA di Flores Timur disalurkan di 3 titik Kecamatan Adonara yakni di Desa Oyangbarang dengan luas lahan 1,2 ha, Saosina 4,5 ha, dan Nelelamadike 1,4 ha. Kebutuhan anggaran di 3 lokasi tersebut sebesar Rp 37,8 miliar. Saat ini sudah dilakukan pengiriman mock up 2 unit ke lokasi dan pembuatan pondasi.
Pembangunan Huntap di Lembata dan Adonara dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dan Konsultan Manajemen Konstruksi PT Virama Karya. Secara keseluruhan pembangunan RISHA ditargetkan selesai akhir September 2021. Langkah selanjutnya setelah pembangunan fisik Huntap rampung adalah dimulainya proses penghunian yang akan diatur oleh masing-masing Pemerintah Daerah (Pemda). (wst)