Direktur Utama PT Sarana Pembangunan Pekanbaru, Heri Susanto

Pengelolaan KIT Tertunda Karena Covid-19

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) –Kawasan Industri Tenayan (KIT) merupakan proyek prioritas pengembangan kawasan strategis nasional, memiliki peran yang masuk dalam program pemulihan ekonomi yang cukup strategis.

Melalui pengelolaan Kawasan Industri Tenayan di Kelurahan KIT, Kecamatan Tenayan Raya – Kota Pekanbaru, Riau, diharapkan dapat mendukung terwujudnya program pemerintah didalam percepatan pertumbuhan ekonomi di Pekanbaru khususnya, serta Riau pada umumnya.

Namun pengelolaan Kawasan Industri Tenayan (KIT), untuk sementara harus tertunda, karena pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Pekanbaru, Riau.

Investor yang tadinya sudah melirik bahkan ingin berusaha di Kawasan Industri Tenayan, terpaksa menunda dan harus mengurungkan  niatnya dengan waktu yang belum dapat ditentukan.

Sebelum Covid-19, kami sudah melakukan  rencana kerjasama dengan investor pengembang yang ingin mengelola kawasan KIT dari negara Cina.

Sayangnya, akibat penyebaran covid-19 yang semakin mengkhawatirkan, rencana tersebut tertunda. Hal itu disampaikan Heri Susanto, Direktur Utama PT  Sarana Pembangunan Pekanbaru (Dirut SPP) menjawab pertanyaan Independensi.com melalui whatsaap, Kamis, (9/6) malam, di Pekanbaru.

Untuk mengelola Kawasan Industri Tenayan (KIT) dengan luas lahan 266 hektar, membutuhkan dana Rp 1,8 triliun, itupun baru untuk pembangunan infrastruktur dasar.

Anggaran sebesar itu mustahil dapat dipenuhi kalau hanya mengandalkan APBD Kota Pekanbaru. PT Sarana Pembangunan Pekanbaru selaku BUMD yang dipercaya pemerintah mengelola KIT kata Heri, berusaha menjalin investor, baik dari dalam maupun luar negeri.

Lebih lanjut Heri Susanto menjelaskan, selain investor dari Cina, pengusaha dari Malaysia juga ada yang ingin membangun industri turunan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dengan kebutuhan  lahan mencapai 1550 hektar dengan  perkiraan total investasi mencapai Rp 28 triliun.

Selain itu, masih ada beberapa pengusaha yang telah melirik Kawasan Industri Tenayan (KIT). Seperti Yakult dari industri Methanol yang membutuhkan lahan sekitar 100 hektar.

Bahkan kata Heri, belum  lama  ini, BUMD Riau yaitu PT SPR membawa investor dari Cina ke Kawasan Industri Tenayan (KIT). Saat ini, perusahaan tersebut sedang melengkapi data untuk dapat di pelajari lebih lanjut.

Untuk itulah, kami sangat berharap kepada semua pihak, agar sama-sama berdoa, kiranya virus corona (covid-19) cepat berlalu, agar pengelolaan Kawasan Industri Tenayan (KIT) dapat segera direalisasikan, ujar Heri.

Di tahun 2020 lalu, salah satu investor dari Malaysia bekerjasama dengan BUMD, sudah mengajukan minat melalui Kemenko Perekonomian dan Bappenas untuk menggarap Kawasan Industri Tenayan.

Calon investor tersebut telah memaparkan niatnya (ekspose) dihadapan Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto. Namun rencana itu terpaksa tertunda, dengan alasan menunggu covid-19 selesai, ujar Heri Susanto.

Ditanya tentang kehadiran Komisi I DPRD Kota Pekanbaru ke Kawasan Industri Tenayan (KIT) belum lama ini yang menyatakan sepertinya PT SPP kurang ‘greget’ melakukan sosialisasi keluar, sehingga belum ada minat investor ingin berkiblat di KIT,” kata Krismat Hutagalung, Wakil Ketua Komisi I DPRD Pekanbaru.

Masukan dari anggota dewan tersebut, oleh Heri Susanto justru menganggap kritikan tersebut sebagai motivasi.

Menurut Heri, pihaknya menilai apa yang disampaikan Krismat Hutagalung dan seluruh anggota Komisi I DPRD Pekanbaru yang datang ke lokasi KIT, merupakan koreksi yang harus di syukuri. Mudah-mudahan covid-19 segera berakhir sehingga  pelaksanaan pembangunan di Kawasan Industri Tenayan (KIT) dapat segera terealisasi, ujarnya.

 (Maurit Simanungkalit)