JAKARTA (Independensi.com) – Pembangunan infrastruktur terus dikejar agar daya saing bangsa semakin meningkat serta memacu pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional, sekaligus menjawab tantangan masa depan yang terus berubah sangat cepat dan dinamis yang dipicu oleh revolusi teknologi sehingga pembangunan infrastruktur harus adaptif dan berevolusi mengikuti perubahan zaman dan bertransformasi menyesuaikan kebutuhan dan memberikan dampak berkelanjutan pada kehidupan masyarakat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dengan tuntutan kebutuhan infrastruktur dan target penyelesaian pembangunan yang tidak ringan di tengah
Pandemi Covid-19, dibutuhkan kecepatan dan inovasi dalam setiap tahapan pembangunan infrastruktur, mulai dari pengambilan keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan. Kecepatan diperlukan mengingat stok infrastruktur yang tertinggal jauh dari negara lain.
“Saat ini tidak lagi yang besar mengalahkan yang kecil, namun yang cepat akan mengalahkan yang lambat,” kata Menteri Basuki saat memberikan orasi pada upacara Dies Natalies Ke-65 Universitas Hasanuddin, di Kota Makassar, Jumat (10/9/2021).
Menurut Menteri Basuki, Kementerian PUPR menerapkan 5 strategi untuk memastikan kecepatan dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur. Pertama, penyusunan program-program kegiatan dilaksanakan secara tersistem (sistemik), dengan baik dan fokus.
“Tersistem yang dimaksud tidak hanya terkait siklus pembangunan, mulai dari Survey, Investigasi Desain, Land Acquisition, Pelelangan, Konstruksi, Operasi and Pemeliharaan atau kita kenal dengan SIDLACOM, namun yang juga sangat penting adalah memastikan agar semua infrastruktur yang dibangun bisa berfungsi dengan baik dan memberikan outcome (manfaat), sesuai rencana,” tutur Menteri Basuki.
Strategi kedua adalah pengambilan keputusan yang cepat dan berani mengambil resiko. Menteri Basuki mencontohkan dalam persiapan penyelenggaraan Asian Games pads tahun 2018 lalu, di mana Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah harus membangun berbagai venue olahraga dengan standar internasional dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun yang diberikan oleh Asian Games Committee.
“Dengan keputusan cepat didasarkan atas sumberdaya dan risiko yang dikelola dengan baik, kita bersyukur penyelenggaraan Asian Games 2018 berhasil berjalan dengan lancar dan sukses,” ujar Menteri Basuki.
Selanjutnya strategi ketiga dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur didukung oleh team work yang solid dan irama kerja Rock and Roll. Artinya para penyelenggara infrastruktur harus memiliki karakter yang kuat, berani, dan berjiwa seni.
“Kuat berarti kompeten dan profesional, kalau berani pasti karena berintegritas dan cepat dalam mengambil keputusan, serta berjiwa seni untuk mengembangkan kemampuan melakukan inovasi dan improvisasi.
Yang terakhir dan harus adalah Akhlakul karimah berarti keberadaannya dapat memberi manfaat dan rasa nyaman bagi lingkungan. Smart is a must, but not sufficient,” kata Menteri Basuki.
Keempat, pengawasan pembangunan dilakukan dengan detail dan konsisten secara berjenjang mulai tingkat pengawas hingga Menteri, bahkan Presiden, terutama untuk infrastruktur strategis yang menjadi prioritas nasional. Kelima, Kementerian PUPR selalu memastikan dan menjamin infrastruktur yang dibangun di Indonesia mulai dari desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan sesuai standar-standar yang berlaku.
Seiring dengan kecepatan, pembangunan infrastruktur juga membutuhkan peran inovasi agar memberikan nilai tambah dan sisi lain yang lebih humanis. Inovasi salah satunya sangat ditentukan oleh jiwa seni perencananya yang mempengaruhi imajinasi dan daya ciptanya yang dilanjutkan oleh para insinyur.
“Berbagai desain infrastruktur yang spektakuler diawali dari artist drawing yang menjadi dasar para insinyur bekerja. Berbagai inovasi dengan seni dalam pembangunan infrastruktur publik juga dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat dan mampu menggugah rasa memiliki untuk merawat dan menjaga infrastruktur tersebut,” kata Menteri Basuki.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki juga mengajak kepada seluruh mahasiswa Universitas Hasanuddin untuk selalu belajar mengikuti perkembangan zaman yang semakin dinamis, penuh tantangan dan persaingan agar menjadi insan yang merupakan a part of solution bukan a part of problem. Dalam kesempatan itu Menteri Basuki juga menerima penghargaan sebagai tokoh peduli Universitas Hasanuddin.
Turut hadir dalam acara, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Rektor Universitas Hasanuddin Dwia Aries Tina Pulubuhu, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR T. Iskandar, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan. Endra S. Atmawidjaja, Kepala Pusat Analisis Pelaksanaan Kebijakan Hariyono Utomo, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Adenan Rasyid, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Sulsel Muhammad Insan. (wst)