Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani saat mengunjungi kawasan pertanian di Desa Setro yang bakal dijadikan kawasan ekosistem.

Cegah Alih Fungsi Lahan Pertanian, Pemkab Gresik Bentuk Kawasan Ekosistem

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik Jawa Timur, melalui Dinas Pertanian terus melakukan koordinasi dan kerja sama bersama stakeholder dalam rangka terus meningkatkan produktivitas tanaman pangan di wilayah setempat. 

Bahkan, Kabupaten Gresik pekan lalu telah menerima penghargaan secara langsung dari Wakil Presiden Ma’ruf Amin terkait bidang pertanian tahun 2021 untuk kategori peningkatan produktivitas provinsi dan kabupaten tertinggi tahun 2019/2020.

Menurut Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani langkah itu diambil pihaknya sebagai langkah nyata dalam mengembangkan sektor pertanian dengan cara mengelar kegiatan “Sapa Petani” yang secara perdana dilakukan di Desa Setro, Kecamatan Menganti.

“Kegiatan sapa petani ini, untuk memberikan penyuluhan kepada Petani dan juga sebagai sarana silaturahmi bersama masyarakat kelompok tani khususnya yang ada di desa – desa di tiap kecamatan di Kabupaten Gresik,” ujarnya, Selasa (21/9).

“Sapa petani kali ini mengangkat topik pengendalian hama tikus, yang telah meresahkan petani dan tentunya ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas tanaman pangan. Karena itulah diperlukan metode pengendalian hama yang efektif,” katanya.

Dalam kegiatan sapa petani hari ini lanjut Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik, tim penyuluh dari Dinas Pertanian memberikan penyuluhan metode preventif untuk hama Tikus yang ada di lahan pertanian, diantaranya adalah dengan larutan urea, pemasangan umpan beracun, pengasapan dengan belerang, pengendalian dengan pertalite/pertamax, fermentasi urin sapi dan pemanfaatan burung hantu sebagai pembasmi hama tikus.

“Disamping penyuluhan metode pengendalian hama tikus, kita juga memberikan waktu untuk khusus untuk berbincang dengan para petani Desa Setro untuk menyampaikan segala persoalan pertanian. Sehingga, Pemkab Gresik bisa memberi solusi jika terjadi sesuatu,” ungkapnya.

“Kunjungan kami kali ini, juga dalam rangka untuk mengetahui apa masalah pertanian di Gresik. Oleh karena itu, saya mengajak dari rekan rekan petrokimia sebagai distributor pupuk dan bank BNI. Sebab, ada beberapa masalah yang disampaikan para petani diantaranya harga jual komoditi ketika panen hingga masalah ketersediaan pupuk maupun cara mengetahui subur tidaknya lahan pertanian,” tuturnya.

“Hasil bincang-bincang dengan para petani, secara keseluruhan kita sudah menangkap apa permasalahan petani di Desa Setro. Maka kedepan kita akan mencoba membuat satu ekosistem pertanian, mulai dari pendampingan waktu tanam hingga waktu panen,” imbaunya.

Untuk masalah panen sambung Gus Yani pihaknya bakal mencarikan pembeli, lalu mengatur ketersediaan pupuk serta mencarikan dana penunjang dari bank. Bahkan persoalan infrastruktur pendukung maupun pemetaan daerah yang tanahnya subur, juga jadi perhatian untuk mencegah hilangnya lahan pertanian di Gresik. Seiring dengan terus berkembangnya industrialisasi dan pemukiman.

“Kami berkeinginan Desa Setro menjadi pilot project dibidang pertanian, agar terbentuk ekosistem pertanian disini mulai dari hulu ke hilir dan terkoneksi dengan baik hingga akan menguntungkan semua pihak,” pungkasnya. (Mor)