WAIKABUBAK (IndependensI.com) – Tiga bupati di Pulau Sumba menghadiri dialog dengan perwakilan penerima Kartu Prakerja dari empat kabupaten di Pulau Sumba, di Lelewatu Resort, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu, 27 Oktober 2021.
Bupati Sumba Barat Yohanis Dade memaparkan bahwa dari 62.936 angkatan kerja di Sumba Barat, pekerja terbesar dari sektor pertanian sejumlah 33.580 orang.
“Kami menyampaikan terima kasih karena 1.919 warga kami bisa diterima sebagai peserta Kartu Prakerja. Besar harapan kami agar program ini bisa menyentuh lebih banyak penerima manfaat, terutama bagi Tenaga Kerja Indonesia asal Sumba Barat yang dipulangkan dari negara tujuan akibat pandemi,” kata Yohanis Dade.
Bupati Sumba Barat Daya Kornelius Kodi Mete menyatakan bahwa di NTT banyak lowongan pekerjaan, tapi sebagian besar angkatan kerja belum berdaya untuk bisa menembus kebutuhan pasar kerja.
“Kami bertekad untuk berontak dari kemiskinan. Tidak boleh ada sarjana menganggur. Terima kasih Kartu Prakerja yang telah membantu meningkatkan kompetensi angkatan kerja di Pulau Sumba,” kata lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu.
Suara senada datang dari Bupati Sumba Tengah Paulus SK Limu yang mengungkapkan bahwa wilayahnya merupakan kabupaten termiskin di NTT, dengan 34 persen angka kemiskinan di sana.
“Terima kasih atas perhatian pemerintah melalui Program Kartu Prakerja. Ini adalah program yang punya hati melayani bagi sesama. Kita sadar, investasi paling mulia di dunia ini bukanlah tambang atau infrastruktur, tapi pembangunan sumber daya manusia,” tegasnya.
Staf Ahli Bupati Sumba Timur Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Syane Tamu Ina juga menyampaikan rasa syukur karena kabupatennya menjadi penerima terbanyak Kartu Prakerja se-Pulau Sumba dengan 10.138 peserta.
“Jumlah penduduk Sumba Timur cukup banyak, dengan wilayah paling luas se-Pulau Sumba. Semoga jumlah penerima Kartu Prakerja terus meningkat, sehingga angkatan kerja di daerah kami dapat mengembangkan kreativitas dan menangkap peluang-peluang kerja yang didapat melalui beragam pelatihan di ekosistem Kartu Prakerja,” katanya.
Dalam acara yang menghadirkan 21 alumni Program Kartu Prakerja se-Pulau Sumba ini, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari memaparkan bahwa 73 persen dari penerima Kartu Prakerja di NTT memanfaatkan dana insentif untuk modal usaha, selain untuk keperluan lain seperti membeli bahan bangan dan membayar tagihan listrik.
“Yang menggembirakan, sebanyak 38 persen penerima Kartu Prakerja di NTT sebelumnya menganggur, kini sudah bekerja atau berwirausaha,” kata Denni.
Sebelumnya, juga berlangsung sosialisasi pendaftaran Kartu Prakerja bagi warga empat kabupaten di Pulau Sumba, pada Selasa, 26 Oktober 2021. Di hari yang sama, digelar pelatihan secara offline bagi para pendaftar dan alumni mendatangkan instruktur dari lembaga pelatihan Cakap Jakarta.
Sapto Priantomo, pengusaha muda yang telah berkeliling dunia berkarir di industri pariwisata membagikan tips agar anak-anak muda NTT mengembangkan kreasi untuk memajukan potensi besar Pulau Sumba.
Sapto menguraikan, ada tiga kunci utama untuk sukses mengoptimalkan destinasi wisata menjadi viral dan mendatangkan banyak keuntungan bagi pelaku industri maupun pendapatan daerah tersebut.
Pertama, identifikasi potensi pariwisata, siapa saja para pemangku kepentingan serta masyarakat terlibat, dan juga latar belakang host community.
Kedua, edukasi, menjelaskan tentang pariwisata di daerah tersebut, termasuk keuntungan yang diperoleh serta dampaknya bagi masyarakat.
Ketiga, pemberdayaan masyarakat lokal untuk mendukung destinasi wisata, misalnya dengan membuat aktivitas yang dapat ditawarkan sebagai daya tarik turis serta mengumpulkan semua produk lokal setempat.
“Sumba adalah land of hope, tanah harapan. Artis-artis sudah bicara tentang Sumba di media sosial mereka. Saatnya kita bangkit berkreasi memajukan industri pariwisata di pulau yang sangat indah ini,” kata Sapto.