BANDUNG (IndependensI.com) – Kemenko Marves, melalui Asisten Deputi (Asdep) Pengelolaan DAS dan Konservasi SDA M. Saleh Nugrahadi, melakukan kunjungan ke Citarum. Kunjungan ini bertujuan untuk memperlihatkan pada pemerintah daerah serta para konsultan Green Infrastructure Initiative terkait pengelolaan air dan air limbah di Sungai Citarum, Jawa Barat.
Pada kunjungan ini, Asdep Saleh menyampaikan pengelolaan Sungai Citarum yang terintegrasi dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam konteks infrastruktur hijau.
“Diharapkan pengelolaan DAS Citarum dapat memberikan gambaran serta inspirasi bagi daerah-daerah lain, seperti Bengawan Solo misalnya, mengenai praktik baik pengelolaan daerah aliran sungai. Layaknya ‘Citarum Harum’, Jawa Tengah dan Jawa Timur juga bisa mempunya ‘Bengawan Solo Ayu’”.
Dalam kunjungan ini, hadir pula perwakilan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Satuan Tugas (SATGAS) Citarum, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, SekretarIs Dinas Perumahan dan Permukiman (PERKIM) Jawa Barat, BAPPEDA Jawa Barat, serta GIZ sebagai konsultan teknis untuk GII.
Kunjungan dimulai dengan Kolam Retensi Cieunteung, Jawa Barat. Rombongan lalu disambut oleh Dansektor 6 Kolonel Hermantoni yang memaparkan secara rinci mengenai penanganan lahan kritis Citarum yaitu dengan penanaman pohon 13.198 batang, penggunaan demplot perikanan dengan pupuk bios 44; penanganan limbah industri dengan sidak pengambilan sampel air limbah, pembinaan dan penanganan rutin; penanganan pengelolaan sampah yaitu dengan bekerja sama dengan Dinas LH Jabar dan Bank Sampah Bersinar. Selain itu, sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat, rutin dilakukan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan di sekolah-sekolah dan tempat ibadah. Sedangkan untuk pengelolaan sumber daya air, dijelaskan oleh Kolonel Hermantoni, sudah dilakukan penanganan sedimentasi yang diangkut sebanyak 180.715 m3 sepanjang tahun 2021 dan dilakukan juga pemeliharaan 4 Oxbow di Bojongsoang, Cibarangbang, Wargamekar,dan Jelekong.
Para peserta dari Provinsi lain antusias dengan kunjungan ke Citarum Harum ini sebagai bentuk pertukaran informasi terutama mengenai bagaimana mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.
Kunjungan lalu dilanjutkan ke Tempat Pembibitan Citarum, disambut oleh Dansektor 23 Kolonel Wahyu Jiantono. Kolonel Wahyu menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan dalam pelaksanaan pembibitan pohonnya sebagai Program Citarum Harum yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi sungai Citarum mulai dari hulu hingga hilir ke arah yang lebih baik. Proses rehabilitasi hutan dan lahan kritis tersebut dilakukan dengan membudidayakan berbagai macam pohon dan tanaman buah seperti kopi jenis arabika, budidaya strawberry unggul jenis kelly bright atau red giant, menanam labu kabocha serta berinovasi memberdayakan kolam dan sungai kecil di sekitarnya yang dijadikan sebagai tempat wisata.
Setelah itu kunjungan dilanjutkan ke Situ Cisanti KM 0 dan diterima oleh Sektor 1. Disana, rombongan dijelaskan mengenai praktik baik dalam mengubah air kotor menjadi air bersih, pertukaran informasi mengenai online monitoring system (ONLIMO) untuk kualitas air, serta praktik baik penanganan citarum harum dengan manajemen Pentahelix. Setelahnya, rombongan berkunjung ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terintegrasi Cisirung yang terdapat di Dayeuhkolot.
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi mitra dimana Green Infrastructure Initiative beroperasi. Sebagaimana dikatakan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Jawa Barat berkomitmen untuk melaksanakan dan memanfaatkan inisiatif hijau ini untuk membangun Jawa Barat menuju daerah dengan misi berkelanjutan. (Chs)