JAKARTA (IndependensI.com) – Tim Kepedulian Masyarakat (Kepmas) dari Departemen Geografi Universitas Indonesia di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) mengadakan pelatihan survei dan pemetaan digital di Desa Cikarang, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi melalui program yang berjudul “PHYLLAGE” (Geography for Village). Program yang berlangsung pada 29 November-4 Desember 2021 ini diikuti seorang dosen pendamping, 12 mahasiswa, dan turut dihadiri peserta dari perangkat desa dan perwakilan Desa Cikarang.
Program ini bertujuan untuk memetakan potensi-potensi yang ada di Desa Cikarang, Sukabumi yang dipetakan secara partisipatif dengan melibatkan aparat, masyarakat, dan perwakilan Desa Cikarang. Program ini dibuka oleh berbagai pembicara, yaitu Septian Agung Waluyo selaku ketua pelaksana dan Tjiong Giok Pin S.Si., M.Si., sebagai dosen pendamping. Selain itu, juga hadir Asep Yudistira, S.IP selaku kepala Desa Cikarang, Kabupaten Sukabumi dan masyarakat desa yang akan mengikuti pelatihan survei dan pemetaan digital.
“Saya berharap teman-teman dari Universitas Indonesia bisa mendampingi dan memberikan ilmunya kepada kami, silakan lihat-lihat apa yang bisa didapatkan (dipetakan potensi) dari desa kami,” ujar Asep Yudistira, S.IP selaku kepala Desa Cikarang, Kabupaten Sukabumi pada acara pembukaan di hari Senin, 29 November 2021.
Kondisi topografis dan geologis yang unik menjadikan Desa Cikarang memiliki potensi yang perlu untuk diketahui dan dikembangkan. Desa ini memiliki bentukan alam berupa perbukitan karst sehingga banyak ditemukan gua-gua alami yang berisi ornamen gua seperti stalaktit, stalagmit, hingga sungai bawah tanah.
Selain itu, kondisi geologi Desa Cikarang juga membawa dua potensi sekaligus yakni potensi geowisata seperti air terjun dan pemandangan pegunungan beserta lembah teraseringnya. Namun, disisi lain juga memiliki potensi kebencanaan yaitu potensi rawan longsor. Oleh karena itu, pelatihan survei dan pemetaan sangat diperlukan agar masyarakat desa dapat mandiri mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Pelatihan ini terdiri dari beberapa kegiatan yang diawali dengan penginstalan aplikasi dan pengambilan data. Kegiatan pengambilan data dilakukan di beberapa tempat untuk mengambil titik lokasi yang dapat dijadikan suatu potensi dalam pengembangan desa. Selain itu, terdapat juga pemberian materi pemetaan partisipatif yang dibawakan oleh Tjiong Giok Pin S.Si., M.Si dan materi kaidah kartografi oleh Siti Zachra Fadlia Nurrachmat dan Daffa Yannuar Vitoarsa untuk memperdalam pengetahuan masyarakat terkait konsep dan aturan-aturan dalam pemetaan.
Pelatihan pengolahan data juga dilakukan menggunakan sumber data yang telah didapatkan pada sesi pelatihan pengambilan data. Pelatihan pengolahan data dibawakan oleh Tristan Arminius sebagai pengisi acara dan mahasiswa lainnya yang bertugas sebagai mentor. Pelatihan ini mengajarkan beberapa materi sederhana seperti input data hingga layouting pada software QGIS. Acara pelatihan pengolahan data diakhiri oleh Septian Agung Waluyo dengan materi pengolahan data yang lebih sederhana pada software lainnya yaitu Google Earth Pro. Tujuannya agar masyarakat desa bisa memiliki banyak pilihan dalam mengolah data sehingga dapat menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.
Program PHYLLAGE diakhiri dengan penutupan yang diisi sambutan oleh Sekretaris Camat Jampangkulon, Kepala Desa Cikarang, dan perwakilan dari Universitas Indonesia. Pada acara ini dilakukan penyerahan secara simbolik berupa plakat yang diwakili oleh Ketua Pelaksana kepada Kepala Desa Cikarang. Selain itu, diserahkan juga buku modul pemetaan desa, dan dua buah peta besar berukuran A0 untuk diberikan kepada desa.
Acara penutupan juga diisi dengan peresmian Forum Pemetaan Partisipatif Desa agar program ini tidak berhenti selepas acara, melainkan berlangsung secara berkelanjutan. Peresmian dilakukan dengan pemberian sertifikat kepada warga desa yang mengikuti program PHYLLAGE. Sesi penutupan diakhiri dengan foto bersama.
Diharapkan, melalui program ini masyarakat dapat secara mandiri melakukan pemetaan potensi desanya. Selain itu, Desa Cikarang juga dapat menjadi percontohan bagi desa-desa lainnya sebagaimana yang disampaikan pada acara penutupan. Sebagai tambahan, Kepala Desa Cikarang dan Sekmat Jampang Kulon menginginkan adanya pemetaan batas administrasi sampai pada tingkat Dusun yang mencakup RT/RW dan juga didalam peta itu bisa memvisualisasikan persentase penduduk desa yang sudah tervaksinasi.
“Acara yang dilaksanakan saat ini sangat penting dan berguna, terutama karena desa-desa masih memiliki masalah seperti pembuatan peta. Bapak dosen pendamping (Tjiong Giok Pin) juga tadi bercerita kepada saya bahwa program ini akan membantu dalam pengambilan data secara mandiri, dimana desa memang membutuhkan itu, kami dikejar untuk mengumpulkan data ini dan itu. Oleh karena itu Saya berharap kegiatan yang saat ini dilaksanakan di Desa Cikarang juga bisa menjadi contoh bagi desa-desa lainnya.” ujar Sekretaris Camat Jampangkulon Encep Muharom dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/12/2021).