Rombongan DPRD Bangka Barat saat berkunjung ke PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi terima Dirtek dan Dirus Johny Dewanto dan Maman Sudarman. (humas)

Diskusi  Air Baku, DPRD Bangka Barat Kunjungi PDAM‎ Tirta Bhagasasi Bekasi

Loading

BEKASI (IndependensI.com)- Ketersediaan air baku, menjadi bahasan pokok dalam kunjungan Komisi III DPRD Kabupaten Bangka Barat ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi, Jawa Barat, pekan lalu. Rombongan DPRD Bangka Barat dipimpin Ketua Komisi III, Syaiful Fakah.

Mereka berdiskusi terkait pengalaman PDAM Tirta Bhagasi Bekasi saat memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi.

“‎Yang menjadi persoalan paling besar yaitu masalah air baku. Karena dari zaman dahulu, air di Kabupaten Bangka Barat banyak mengandung zat besi dan timah,” kata Syaiful Fakah membuka diskusi yang dipimpin Direktur Teknik PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Johny Dewanto.

Diterangkan,  PDAM Tirta‎ Sejiran Setason (TSS) milik Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, kini  baru memiliki 5.000 pelanggan dari total penduduk sekitar 205.000 jiwa. Sedang pengembangan layanan air bersih di sana sangat potensial, mengingat masyarakat Kabupaten Bangka Barat memiliki air tanah mengandung zat yang tidak baik bagi kesehatan.

Menurutnya, baru tiga kecamatan di Kabupaten Bangka Barat yang mendapat pelayanan air bersih PDAM TSS. Sedangkan, tiga kecamatan lainnya belum memiliki jaringan pipa PDAM.  Wilayah Bangka Barat berada di pesisir pantai dan perbukitan menjadi tantangan tersendiri dalam ‎memenuhi air baku. Maka kami perlu  berbagi pengalaman dengan PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi dalam mengembangkan layanan air bersih, ujarnya.

Sementara itu, Direktur Teknik PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Johny Dewanto menjelaskan bahwa  saat ini, pelanggan mereka 300.000 sambungan langsung (SL).
Air baku di PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi terang Johny,  sebagian besar berasal dari  Sungai Tarum Barat atau Kalimalang yang hulunya dari Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Ada beberapa sungai lainnya yang dijadikan sumber air baku. Tapi, saat kemarau, kering. Ada pula airnya tercemar limbah sehingga tidak selalu dapar diolah.

“Kita telah memiliki aturan atau larangan untuk mengambil air tanah bagi perumahan-perumahan maupun pelaku industri. Jadi PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi, terus berupaya meningkatkan cakupan pelayanan. Saat ini, baru sekitar 40 persen dari sekitar 5 juta jiwa penduduk Kabupaten dan Kota Bekasi yang terlayani air bersih. Dan tahun 2023, ditargetkan 60 persen masyarakat sudah terlayani  sesuai perencanaan bisnis kami”, tuturnya.  (jonder sihotang)