JAKARTA (independensi.com) – Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta menyelenggarakan Kuliah Umum yang menghadirkan para pelaku dari Industri Pelayaran dari Singhai Marine Singapore dan Hafnia Tanker.
Acara ini digekar dalam rangka memberikan pengalaman sekaligus ilmu pengetahuan baru yang bermanfaat kepada para Tarunanya,
Direktur BP3IP Ahmad menjelaskan sebagai salah satu Lembaga Diklat Kepelautan milik Pemerintah di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan yang bergerak dalam pelayanan jasa pendidikan pelaut, pihaknya berkomitmen untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan maritim berkualitas.
Karena pihaknya membutuhkan informasi terbaru dari dunia maritim sebagai bekal pengetahuan bagi para Tarunanya untuk bisa bersaing secara global nantinya.
“Untuk ini kami sangat senang dan gembira bahwa para pembicara dari Singapura ini dapat berbagi pengalaman kepada pada para Taruna BP3IP.
Kuliah Umum yang mengambil tema “Singhai Marine – Seafarers in Managing Future Challenges,” dilaksanakan di Kampus BP3IP kali ini menghadirkan sejumlah Pembicara, yaitu Terrence Zhao Wei, Founder of Singhai Marine Services and Managing Director for Singapore International Maritime Institute; Francis Chin, Executive Director Singhai Marine Singapore; Zhang Lei, Operations Manager, Singhai Marine Singapore; Shivas Kapoor, General Manager, Head of Crewing Hafnia Tanker; dan Surajit Chanda, Vice President, Fleet Technical Hafnia.
Topik yang diangkat dalam Kuliah Umum ini sangat pas dan menarik untuk dibahas dikarenakan terkait dengan tantangan masa depan Pelaut, dan tentunya akan sangat bermanfaat bagi peserta yang notabene sebagian besar adalah Pelaut.
BP3IP Jakarta akan terus berupaya menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepelautan dan Maritim yang modern, komprehensif dan unggul dengan segala inovasi yang mengikuti perkembangan teknologi.
Sebagai lembaga pelatihan Badan Layanan Umum (BLU) pertama di bawah Kementerian Perhubungan, BP3IP terus meningkatkan pelayanan dan menjaga prinsip efisiensi dan produktivitas dalam menjalankan kegiatannya.
“BP3IP akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas program pendidikan dan pelatihan di bidang kepelautan dengan mengikuti perkembangan pasar berdasarkan hukum nasional dan konvensi internasional agar mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas di bidang kepelautan dan maritim,” katanya.
Bahkan, kata Ahmad, sebagai wujud komitmen BP3IP untuk meningkatkan peralatan dan fasilitas pelatihan dengan teknologi terkini, pada tahun 2022 ini BP3IP sedang memasang versi terbaru Full Mission Liquid Cargo Handling Simulator dari pabrikan Wartsilla Voyage, yang akan menambah total 42 Laboratorium dan Simulator yang ada saat ini dan melengkapi jenis pelayanan pelatihan khususnya yang berkaitan dengan penanganan muatan curah cair yang akan diberikan kepada Pelaut khususnya.
Pada kesempatan Francis Chin dalam pemaparannya menjelaskan isu kemajuan teknologi saat ini, termasuk otomatisasi, membuat transportasi laut semakin kompleks dan canggih yang berdampak pada personil, baik di atas kapal maupun di darat, termasuk kepada para Pelaut.
“Dan dengan pengalaman kami dari Singhai Marine Services yang telah melayani lebih dari 50 pemilik dan manajemen kapal dengan memasok hingga 4000 Pelaut setiap tahunnya ke berbagai jenis kapal, kami ingin berbagi pengetahuan yang dibutuhkan oleh Pelaut saat ini untuk menghadapi tantangan masa depan,” katanya.
Oleh karena itu, Francis Chin berharap kepada para para Pelaut yang tengah memperdalam ilmu pengetahuan di BP3IP dapat mengembangkan kesadaran dan minat yang mendalam untuk mengelola tantangan masa depan mereka sebagai Pelaut. Sebab kedepannya, tantangan di industri ini semakin berat, namun jika para Pelaut Indonesia bisa beradaptasi dan memperbahrui pengetahuan dan kemampuannya maka Pelaut Indonesia akan menjadi incaran Industri Maritim di dunia. (hpr)