‘Perangi’ Stunting, Itet Gelar Sosialisasi di Gunung Batin Lampung Tengah

Loading

LAMPUNG TENGAH (Independensi)- Anggota Komisi IX DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Lampung II Itet Tridjajati Sumarijanto menegaskan, stunting merupakan permasalahan serius bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Pemerintah menargetkan prevalensi stunting sebesar 14 persen di tahun 2024. Namun, Itet menilai target tersebut tidak mudah, karena diperlukan strategi, inovasi dan gotong royong berbagai stakeholders di negeri ini.

Demikian diungkapkan Itet Sumarijanto dalam keterangan persnya usai menggelar Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting di Desa Gunung Batin, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah pada 19 Agustus 2022. Sosialisasi ini digelar Itet dengan menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

“Upaya mencegah stunting itu perlu dilakukan dari hulu hingga hilir dengan berbagai terobosan, karena itu sangat perlu sosialisasi dengan gencar hingga ke desa-desa. Saya kira ini akan sangat efektif, apalagi dengan menggandeng BKKBN,” ungkap Itet.

Politisi PDI Perjuangan itu menjelaskan sosialisasi tersebut digelar di Lampung Tengah mengingat hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan prevalensi Balita Stunting di Kabupaten Lampung Tengah mencapai 20.8 persen. Angka itu menunjukkan kasus prevalensi stunting balita di Lampung Tengah berada di posisi keenam dari total angka prevalensi balita stunting se-Provinsi Lampung.

“Dengan adanya sosialisasi ini, Negara bisa melihat secara langsung bagaimana kondisi kesehatan masyarakat, sekaligus dapat memberi solusi nyata terhadap permasalah stunting”, papar Itet.

Ia berharap sosialisasi ini terus dilakukan sehingga mampu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat serta pemberian asupan gizi yang seimbang pada anak.

“Saya akan terus mendorong BKKBN agar terus melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting kepada masyarakat khususnya di Lampung, sehingga pola hidup dan asupan gizi pada anak jauh lebih baik”, pungkas Itet. (Hiski)