Jakarta- Anggota Komisi VII DPR-RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menanggapi proyek pertambangan dan pengolahan nikel (smelter) rendah karbon terintegrasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah yang dibangun PT Vale Indonesia Tbk dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI).
Smelter itu akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), dengan didukung sumber listrik dari gas alam yang ramah lingkungan.
Gus Falah menyatakan, smelter yang dibangun Vale dan BNSI itu meruntuhkan pandangan ‘miring’ sebagian kalangan, bahwa smelter pasti mengandalkan energi kotor seperti batu bara.
“Faktanya memang masih banyak smelter, terutama di Sulawesi yang bersumber dari pembangkit listrik tenaga batu bara, karena memang batu bara masih mendominasi bauran energi nasional, diangka 67,21 persen,” ujar Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/2/2023).
“Nah, smelter Vale dan BNSI di Morowali ini menyajikan fakta lain, bahwa smelter nikel itu bisa menggunakan energi bersih yang ramah lingkungan,” tambah Politisi PDI Perjuangan itu.
Gus Falah melanjutkan, pembangkit listrik gas alam yang akan menjadi kontributor utama dalam proyek Vale dan BNSI itu bisa mendukung upaya pengurangan emisi karbon.
Menurutnya, mengurangi emisi gas rumah kaca bisa didukung oleh transisi energi, dengan menggunakan gas alam.
Gus Falah mengatakan, gas merupakan energi fosil yang lebih bersih dibandingkan batu bara.
“Proyek ini bisa menjadi percontohan, bahwa smelter nikel bisa sejalan dengan komitmen Indonesia mencapai net zero emission pada tahun 2060,” ujar Gus Falah.