JAKARTA (Independensi.com) – Berbicara mengenai tantangan dunia kemanusiaan pada 2023, masih menghadapi tantangan besar setelah melewati 2022 sebagai tahun dengan krisis kelaparan terburuk sepanjang sejarah.
Terlebih dengan adanya gempa besar yang mengguncang Turki dan Suriah yang mengakibatkan korban jiwa lebih dari 45 ribu orang, hal ini memperparah hidup para pengungsi dari beberapa wilayah konflik yang tentu saja membutuhkan bantuan pangan, dan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Demikian diungkapkan Sri Vira Chandra selaku Direktur Utama Adara Relief International (Adara), saat acara memperingati hari jadi Adara ke-15, di Jakarta, Minggu (19/02/2023).
“sebagai salah satu lembaga kemanusian Indonesia yang peduli anak perempuan, kami semakin meyakini bahwa semua permasalahan kemanusian seharusnya dicarikan solusinya dengan cara bersama, berkolaborasi, dan melalui -tentu saja- dengan pendekatan kemanusiaan,” kata Sri Vira.
Maka pada hari jadinya yang ke-15 tahun yang jatuh pada tanggal 14 Februari Adara merilis tagline: Indahnya berbagi, harmoni bersinergi.
Sri Vira juga menambahkan, kondisi spesifik krisis pangan yang terjadi di Palestina dan pengungsian. Berbeda dengan di wilayah lain, akar krisis di Palestina terjadi akibat penjajahan yang telah memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah tersebut bahkan mengalami tahun paling mematikan pada 2022. “Saat ini, sekitar 1,75 juta orang di Palestina membutuhkan bantuan untuk memenuhi ketahanan pangan mereka,” ujarnya.
Presiden Human Initiative,Tomy Hendrajati menyampaikan tentang kondisi terkini terkait krisis pangan global dan tantangan dunia kemanusiaan pada 2023.
saat ini, kondisi dunia kemanusiaan semakin memburuk, Sebanyak 222 juta orang dari 53 negara mengalami krisis pangan yang disebabkan oleh bencana, konflik, perubahan iklim, pandemi covid dan resesi global. Di saat bantuan dari dunia internasional mengalami stagnasi, menurutnya Indonesia dapat mengambil peran penting dengan tren berdonasi yang masih meningkat,” kata Tomy.
M. Hendro Utomo, selaku founder Food Bank of Indonesia menyampaikan solusi serta solidaritas dan sinergi yang bisa dilakukan masyarakat terhadap masalah ini, salah satunya dengan peningkatan gizi dan ketahanan pangan melalui pergerakan ibu.
Turut memberikan sambutan yaitu Hj. Nurliati Ahmad, selaku Ketua Umum PP Muslimat Al Washliyah yang memberikan ucapan selamat milad dan mendoakan Adara agar dapat berkontribusi menjadi lebih baik.” Saya berpesan agar berbagai edukasi yang dilakukan Adara selama ini dapat lebih mengakar di masyarakat,” katanya.
Sementara itu Cut Nurul Hafifah dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan persoalan stunting yang menjadi sorotan bagi isu kemanusiaan di Indonesia khususnya bagi anak dan perempuan. “Pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan target penurunan yang signifikan dari kondisi 21,6% pada 2022 menjadi 14% pada 2024,” paparnya.
Untuk membangun sinergi, Adara menjalin kerjasama dengan IDAI dan Foodbank of Indonesia agar tujuan bersama ini dapat tercapai. Kerjasama ini diluncurkan melalui penandatanganan piagam kolaborasi yang menjadi puncak acara Milad ke-15 ini.
Pada momen Milad ke-15 ini, Adara juga turut meluncurkan berbagai program bantuan dan edukasi yang menjadi fokus pada 2023. Program Wakaf untuk Children and Women Care Center menjadi sorotan karena akan menjadi pusat kegiatan dan bantuan yang berkelanjutan untuk anak dan perempuan di Indonesia.
Turut berpartisipasi dalam acara tersebut Ketua Umum PP. Muslimat Al Washliyah Hj. Nurliati Ahmad, Presiden Human Initiative, Hendrajati, founder Food Bank of Indonesia M. Hendro Utomo, IDAI Nurul Hafifah, dan para Komunitas yang selama ini bermitra.