ENERGI JUANG, Jakarta- Anggota Komisi VII DPR-RI Nasyirul Falah Amru menyatakan keputusan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menggandeng tiga perusahaan Jepang dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk menggarap proyek energi bersih biomethane, merupakan langkah visioner.
Wujud dari sinergi PGN dengan 4 perusahaan itu adalah mengolah limbah minyak kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) menjadi biomethane.
Gus Falah mengungkapkan, keputusan PGN itu visioner karena biomethane adalah salah satu sumber energi potensial negeri ini di masa depan.
“Indonesia tercatat memiliki 187,5 juta Ton buah mentah sawit yang dapat menghasilkan sekitar 45 juta ton CPO dan 109,3 juta Ton POME, ini adalah bahan baku potensial bagi biomethane yang belum banyak dilirik pebisnis,” ungkap Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/3/2023).
Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, manfaat biomethane bisa setara dengan gas bumi. Sebagai energi baru terbarukan, biomethane adalah sumber energi yang menjanjikan sebagai pengganti energi fosil yang akan terpinggirkan dalam proses transisi energi.
Gus Falah menjelaskan, total potensi biomethane di Indonesia sebesar 195 MMSCFD dengan area distribusi meliputi Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan sebagian Kalimantan.
Dan dibeberapa daerah itu, telah ada infrastruktur pipa gas bumi PGN Group yang siap digunakan untuk pemanfaatan biomethane.
“Sehinggga dalam pengembangannya, tak diperlukan biaya besar bagi PGN membangun infrastruktur baru, karena bisa memanfaatkan infrastruktur yang ada,” ujar Gus Falah.
” Jadi bisnis pengembangan biomethane ini juga efisien bagi PGN,” tambahnya.