BEKASI (IndependensI.com)- Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncuran program Sistem Terintegrasi Olah Pengaduan Perundungan (Stopper). Sistem ini bertujuan meminimalisir aksi perundungan sekaligus memberikan rasa aman kepada para siswa.
Stopper tersedia sebagai media pelaporan atau pengaduan, ungkap Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat berkunjung ke SMK Negeri 2, Bantargebang, Kota Bekasi, kemarin.
Kepada para siswa Ridwan mengemukakan, bahwa di era digital ini, dengan segala kemudahan akses mendapatkan informasi terutama dari media sosial, setiap siswa harus lebih berhati-hati dalam menerima informasi.
“Ambil informasi dari sumber-sumber terpercaya dan pandai memilah informasi yang berimbang. Jangan termakan clickbait negatif yang cenderung menyudutkan satu pihak, penting juga perbanyak sumber bacaan yang tentunya berkredibilitas,” ucap Ridwan Kamil.
Selain berhati-hati dalam menggali informasi dari media sosial, Kamil pun minta fokus kepada hal-hal terkait perlindungan siswa terhadap tindakan perundungan/bullying di lingkungan sekolah.
Dikatakan, ada empat komponen dalam sistem Stopper, yakni konsultasi, laporan aduan, edukasi, dan pendampingan.
“Kami punya sistem Stopper yang mana siswa bisa melapor via WhatsApp, via QR Code, via website. Maka sekarang siswa Jabar bisa tenang,” katanya.
Setiap pelaporan atau pengaduan tambah Ridwan, akan direspon. Jika tidak direspons akan jadi catatan. Maka, dipesankan agar tanamkan dan praktikan pertemanan yang positif, stop perundungan. Sesama teman saling bangun sikap-sikap positif yang berdampak baik bagi karakter diri dan juga kejarlah prestasi dan cita-cita, hilangkan hal-hal negatif yang dapat mengganggu belajar mengajar di sekolah, tambah Ridwan
Dalam kesempatan itu, Pelaksana Tugas Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto yang mendampingi Ridwan, mengapresiasi kehadiran program Stopper. Dengan demikian, berharap dapat meminimalisir perundungan di lingkungan sekolah.
“Program Stopper dari Jabar dapat memberikan perlindungan dan rasa aman kepada para siswa/i sehingga bersekolah pun menjadi lebih nyaman dan siswa/i pun lebih termotivasi untuk belajar lebih rajin serta lebih semangat mengejar prestasi,” ujar Tri Adhianto. (jonder sihotang)