Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, bantuan yang disalurkan melalui program TJSL, merupakan bentuk kepedulian SIG terhadap para warga terdampak gempa bumi yang berada di Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul, Yogyakarta.
“Sebagai perusahaan BUMN, SIG berkomitmen selalu hadir sebagai solusi bagi masyarakat, apalagi gempa ini menimbulkan kerusakan tempat tinggal warga. Semoga bantuam semen dari SIG ini membantu proses perbaikan cepat selesai dan berdaya tahan untuk perlindungan bagi pemilik rumah ke depan,” ujarnya, Kamis (13/7).
“Bantuan kita disalurkan ke 32 lokasi, yang tersebar di 8 Kecamatan di Kabupaten Bantul dan 3 Kecamatan di Kabupaten Gunung Kidul,” sambung Vita.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul, Purwono menuturkan, gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta pada 30 Juni 2023 lalu telah menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah warga dan sejumlah fasilitas umum. Diantaranya, sekolah dan rumah ibadah.
“Kerusakan yang banyak ditemui, mulai tembok retak hingga ambrol, serta genting dan plafon yang runtuh. Sehingga bantuan semen dari SIG ini sangat membantu dalam proses perbaikan agar dapat ditinggali dan digunakan kembali dengan aman,” tuturnya.
“Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi atas kepedulian SIG yang telah bergerak cepat menyalurkan bantuan. Bencana adalah masalah kemanusiaan dan masalah kepedulian, sehingga kita dapat saling menguatkan melalui kegiatan sosial dan gotong royong di masyarakat,” ungkapnya.
Salah seorang penerima bantuan, Boniyem (73 tahun) terlihat sangat bahagia saat tim dari Corporate Social Responsibility (CSR) SIG beserta BPBD Kabupaten Bantul mengunjungi rumahnya di Desa Ngemplak, Kelurahan Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.
“Saya ucapkan terima kasih sudah diberikan bantuan, semoga dapat memperbaiki kerusakan sehingga saya bisa kembali ke rumah saya dan tinggal dengan aman,” imbaunya.
Kerusakan yang menimpa rumah Boniyem akibat gempa bumi, tercatat sebagai yang terparah dibandingkan penerima bantuan lainnya. Karena, tidak hanya mengalami retak-retak, tembok di beberapa bagian rumahnya juga hampir roboh sehingga harus disangga dengan kayu.
Bahkan, sebagian atap dan genting juga runtuh, serta sejumlah pintu dan jendela rumah juga tidak presisi akibat posisi tembok bergeser. Akibat kerusakan parah yang menimpa rumahnya, Ibu Boniyem saat ini mengungsi ke rumah adiknya yang berada tidak jauh dari rumahnya, karena khawatir rumahnya bisa saja runtuh sewaktu-waktu.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Sarni (52 tahun), warga Desa Tambakrejo, Keluruhan Sodo, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul. Wanita yang kesehariannya bekerja sebagai perajin tampah ini sangat bersyukur mendapat bantuan dari SIG untuk perbaikan rumahnya.
“Terima kasih banyak SIG atas bantuan semen ini, sehingga kami bisa segera memperbaiki rumah untuk ditempati lagi,” tukasnya (Mor)