BEKASI (IndependensI.com) – Ketersediaan air bersih, menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Bekasi. Selain kehadiran Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Bhagasasi yang saat ini memiliki 330.000 pelanggan atau sekitaf 1,5 juta jiwa, ketersediaan air bersih di daerah ini, juga akan dipasok dengan dibangunnya Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur I dan II.
- Untuk SPAM Jatiluhur I, ditargetkan rampung tahun 2024. SPAM Jatiluhur I memiliki kapasitas 4.750 liter per detik, dan diproyeksikan melayani 380.000 sambungan atau sekitar 1,9 juta jiwa, akan terpenuhi kebutuhan air minum.
Yang dilayani dari SPAM Jatiluhur I warga Jakarta , juga masyarakar Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, serta Karawang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebutkan, pembangunan SPAM Jatiluhur I merupakan ikhtiar pemerintah mengurangi ketergantungan pada air tanah yang mengakibatkan penurunan permukaan tanah di Jakarta.
SPAM Jatiluhur I juga didukung tiga proyek SPAM lain, yakni SPAM Jatiluhur II, SPAM Buaran, dan SPAM Regional Karian-Serpong.
10 Juta Pelanggan
Sementara Proyek SPAM Regional Djuanda/Jatiluhur II guna mewujudkan target RPJMN 2020-2024 yaitu penyediaan air minum bagi 10 juta Sambungan Langsung (SL).
Proyek ini dibangun untuk meningkatkan penyediaan akses air minum perpipaan untuk Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bogor. Sumber air baku proyek ini berasal dari Bendungan Jatiluhur yang akan memiliki kapasitas air sebesar 7.000 ‘pd.
SPAM Regional Djuanda merupakan SPAM KPBU pertama yang menggunakan konsep source to tap yang merupakan integrasi lingkup hulu dan hilir (dari sumber air di Waduk Jatiluhur hingga sambungan rumah) dengan total nilai investasi sebesar Rp15,8 triliun.
Terkait SPAM Regional Jatiluhur II, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi meminta revisi studi kelayakan dengan menyesuaikan kondisi eksisting masyarakat di daerah itu.
“Kita nilai studi kelayakannya masih perlu ada diskusi lanjutan terutama dari tawaran kerja sama. Harga air kerja samanya juga, kami lihat itu masih belum sesuai dengan kondisi eksisting di Kabupaten Bekasi,” kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan belum lama ini.
Dia mengatakan perlu ada survei lapangan bersama Perumda Tirta Bhagasasi Kabupaten Bekasi sebelum merumuskan target pelayanan proyek itu guna mempelajari kondisi serta menyesuaikan dengan kemampuan masyarakat di wilayah tersebut.
“Terkait wilayah pelayanan masih perlu diskusi dan survei bersama ke lapangan didampingi Perumda Tirta Bhagasasi yang mengetahui kondisi lapangan,” ucapnya.
Pemkab Bekasi akan berupaya mencarikan wilayah yang memiliki kemampuan sesuai dengan spesifikasi target pelanggan. Karena air yang akan disalurkan berkualitas tinggi dengan standar yang membuat harga meningkat.
Ia juga memastikan upaya penyesuaian ini tidak akan menghambat target realisasi proyek karena diperlukan proses panjang yang masih akan terus bergulir untuk dapat diwujudkan pada tahun 2027 nanti.
“Tetap harga diturunkan, kalau nanti daerah layanannya disesuaikan di segmen masyarakat yang memang berkemampuan untuk membayar air dengan kualitas seperti itu,” katanya.
Dani berharap dengan sejumlah upaya itu, pihak penyedia layanan SPAM Jatiluhur II dapat menyesuaikan poin kerja sama dengan kemampuan Pemkab Bekasi, terlebih kerja sama yang ditawarkan dirasa masih belum sesuai dengan kondisi Kabupaten Bekasi saat ini.
“Harapan kita tentu ada kompromi karena mereka memang investor yang butuh ada profit, tapi air bersih ini lebih ke layanan sosial, jadi kita minta bisa disesuaikan dengan kemampuan daerah,” ucap dia.
Diketahui Pemkab Bekasi bersama Perumda Tirta Bhagasasi telah mengajukan wilayah pelayanan sebanyak 29 kelurahan di tiga kecamatan yakni Tambun Utara, Tambun Selatan, dan Setu sebagai menjadi target pelanggan proyek SPAM Jatiluhur II.
Dari hasil Real Demand Survei (RDS), tiga kecamatan tersebut membutuhkan air bersih dengan maksimum pasokan hingga 2.050 liter per detik. (jonder sihotang)