Mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari. (ist)

Siti Fadilah: 5 Kasus Japanesse Encephalitis di Kulonprogo Sudah Berstatus KLB

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Lima Kasus Japanesse Encephalitis (radang otak) di Kulonprogo sudah harus dinyatakan berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa) oleh Kementerian Kesehatan. Demikian Mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari kepada pers, Sabtu (18/11).

“Sehingga pemerintah bisa serius menangani 5 kasus tersebut, melakukan surveilance apakah benar 5 kasus adalah akibat dari penyebaran nyamuk Aides Aegepti yang mengandung Wolbachia,” kata Ketua Dewan Pembina Gerakan Sehat untuj Rakyat Indonesia (Gesuri) ini menjelaskan.

Kalau benar akibat penyebaran nyamuk Aides Aegepti yang mengandung Wolbachia maka menurut Siti Fadilah pemerintah harus Kementerian Kesehatan harus segera menghentikan rencana penyebaran nyamuk itu karena membawa dampak penyebaran virus Japanesse Encephalitis.

Siti Fadilah menjelaskan bahwa para peneliti menyebar nyamuk Aides Agepti mengandung Wolbachia bertujuan untuk menekan kasus demam berdarah. Namun secara alamiah menguatkan nyamuk Culex menjadi dominan dan ganas.

“Akibat melemahkan nyamuk Aedis Agepti yang membawa demam berdarah, nyamuk Culex menjadi dominan menyebarkan virus Japanesse Encephalitis yang mengorbankan lima orang di Kulonprogo,” jelas Siti Fadilah.

Ketua Dewan Pembina Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) ini menjelaskan
status KLB harus ditetapkan oleh Kemenkes agar bisa menahan penyebaran nyamuk yang akan menambah korban lain.

“Karena dalam darah korban terdapat virus Japanesse Encephalitis dan bisa menular lewat gigitan nyamuk lagi sehingga korban bisa meluas kemana-mana,” ujarnya.

Status KLB

Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.

Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:

Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.

Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).

Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).

Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

5 Korban di Kulonprogo

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo melaporkan temuan Suspek Ensefalitis Jepang atau Japanese Encephalitis (JE).

Salah satu dari Suspek tersebut dilaporkan meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kulon Progo, Rina Nuryati mengatakan setidaknya ada 5 Suspek JE yang ditemukan. Kelimanya masih berusia anak-anak

“Kelimanya kami temukan sejak sekitar akhir Oktober 2023 lalu,” ungkap Rina dihubungi pada Selasa (14/11/2023).

Menurutnya, 5 Suspek ini ditemukan saat pihaknya melakukan surveilans rutin.

Kelimanya menjadi Suspek lantaran mengalami gejala mirip JE seperti demam hingga penurunan kesadaran.

Rina mengatakan 5 Suspek tersebut langsung mendapatkan penanganan oleh dokter spesialis anak di rumah sakit.

Sampel dari mereka pun sudah diambil untuk pemeriksaan di laboratorium.

“Hasilnya sampai sekarang belum keluar, namun salah satu Suspek meninggal dunia,” ujarnya.

Rina mengakui jika Suspek JE di Kulon Progo bukan pertama kalinya terjadi.

Tahun lalu juga ditemukan sejumlah Suspek, namun hasil dari laboratorium menyatakan mereka negatif JE.

Ia mengatakan virus JE umumnya ditularkan oleh Nyamuk Culex.

Penyakit ini bisa menyerang semua kelompok umur, namun paling rentan terhadap anak-anak dan bisa menyebabkan kematian.

Ia mengatakan virus JE umumnya ditularkan oleh Nyamuk Culex.

Penyakit ini bisa menyerang semua kelompok umur, namun paling rentan terhadap anak-anak dan bisa menyebabkan kematian.

Penyebaran Nyamuk Wolbachia

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengingatkan bahaya penyebaran nyamuk Wolbachia yang sedang diprogramkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

“Ini namanya senjata biologis seperti yang dilakukan pada beberapa negara. Penyebaran nyamuk ini berdampak besar terhadap pertahanan dan keamanan Nasional,” ujarnya.

Ia menjelaskan teknologi mRNa dapat digunakan untuk menciptakan senjata biologi dengan menggunakan nyamuk sebagai pembawanya.

“Maka jangan terlalu naif melihat sesuatu temuan baru terus di cobakan di penduduk yang tidak mengetahui kemungkinan yang membahayakan. Pemikiran ilmuwan bukan paranoid, karena ilmuwan harus mampu menganalisa lebih jauh dari sesuatu yang terlihat biasa tetapi ada kejanggalan yang berbahaya,” ujarnya.

Penyebaran Ditunda di Bali

Sebelumnya dikabarkan penyebaran telur nyamuk wolbachia di Denpasar, Bali, ditunda. Padahal, penyebaran telur nyamuk untuk mengantisipasi penyakit DBD itu direncanakan hari ini, Senin, 13 November 2023.

Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, pihaknya sebenarnya belum ada langkah untuk melaksanakan penyebaran telur nyamuk wolbachia sebelum mendapatkan keputusan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Pemkot Denpasar sempat melaksanakan pertemuan terkait wolbachia dengan pihak Kementerian Kesehatan, tim ahli dari UGM dan pihak ketiga.

“Memang tuntutan dari banyak masyarakat ditunda dulu penyebarannya, bukan kami,” kata Jaya Negara, Senin.

Dia mengatakan Pemkot Denpasar bakal melaksanakan penyebaran telur nyamuk berwolbachia apabila dalam prosesnya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI.

“Apabila Kementerian Kesehatan yang nanti melaksanakan dan tidak pihak ketiga, baru kami akan berani melakukan penyebaran itu,” sebutnya.

Sementara dengan ditundanya penyebaran tersebut, lanjut Jaya Negara, pihaknya akan memaksimalkan langkah-langkah pencegahan kasus DBD.

Sebelumnya dilaporkan, sebanyak 4.109 titik di Kota Denpasar, Bali, disasar untuk lokasi penyebaran telur nyamuk wolbachia. Staf Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Denpasar Larassita mengatakan, ribuan titik tersebut berada di delapan desa dan kelurahan di Denpasar.

Adapun, lokasi penyebaran telur nyamuk itu terkonsentrasi di Dauh Puri Kelod, Tegal Kertha, Pemecutan Kelod, Pemecutan, Padang Sambian Kelod, Dauh Puri, Tegal Harum dan Dauh Puri Kangin.

“Ada 4.109 kapsul. Tiap kapsul isi kurang lebih 500 telur nyamuk. Per mosquito release container isi 1 kapsul,” kata Larassita, Minggu (5/11/2023).

Tahap pertama penyebaran bakal dilakukan pada tanggal 13 November 2023.

Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencatat selama periode Januari-Oktober 2023 ada 1.309 kasus DBD dan dengan 4 kasus kematian. Menurutnya, jumlah kasus pun terus mengalami penurunan.

“Mulai dari minggu ke-30 sudah ada penurunan kasus. Minggu ke-30 ini dimulai dari bulan Juli,” terangnya.

Ia menuturkan, penurunan kasus turut difaktori oleh kondisi cuaca kemarau saat ini.

“(Upaya pencegahan kasus) masih sama seperti sebelumnya. Melaksanakan Gertak PSN, pemantauan jentik oleh jumantik dan fogging apabila diperlukan,” imbuhnya. (*)