Queen of Anti aging Deby Vinski bersama Prof dr Khavinson.

Kehilangan Guru dan Penasehat WOCPM Prof Vladimir Khavinson, Deby Vinski Sampaikan Duka Cita Mendalam

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Deby Vinski yang dikenal sebagai Queen of Anti-Aging di Indonesia saat ini sedang berduka yang mendalam dan merasa kehilangan karena salah satu teman dekat sekaligus Guru, Yaitu Prof dr Khavinson Dokter Anti aging Presiden Putin, yang mendapatkan Bintang kehormatan dari Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin Rusia.

“Saya benar-benar sangat kehilangan dengan sosok yang sangat  inspiratif,”ujarnya.

Di Saint Pittersburd Institute of Geriatric dan Bioregulator Rusia, Deby Vinski meraih gelar Doktor PhDnya dengan pujian dan sangat memuaskan dimana Ilmuwan dengan 25 paten lebih di USA kini menjadi Direkturnya.

“Lebih dari 1050 karya penelitian di berbagai jurnal telah dihasilkan oleh Prof Khavinson,” kenangnya.

Ia juga diketahui sering melakukan penelitian bersama Prof Khavinson mengenai Peptide Bioregulator dalam Journal of Neurology & Neuroscience.

Queen of Anti Aging Deby Vinski (kedua kanan) disaksikan Yusuf Kalla (kedua kiri) bersama Ibu Kalla (tengah), Natasha Vinsky (kiri) dan Prof Vladimir Khavinson (belakang) saat peresmian Bank Tali Pusat di Jakarta, berapa waktu lalu.

Rasa sedih ini sangat membekas dihati Deby, hampir 20 tahun bersahabat  dengan Prof Khavinson, telah banyak kenangan dan dunia kehilangan seorang Ilmuwan hebat, Deby menyampaikan bela sungkawa dan suka cita yang mendalam, Doa kami semoga amal dan kebaikan sang Guru dapat terima olehNYA, kata Deby lagi.

Kedekatan ilmuwan Indonesia dan sang Guru juga tampak saat Peresmian Vinski Tower oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla tahun 2016 dihadiri oleh Khavinson yang jauh jauh terbang dari Rusia ke Jakarta bersama sang istri spesialis mata terkenal dunia Prof dr Svetlana Trovimova yabg juga menjadi Sekretaris Jendral dari organisasi besar anti aging dunia WOCPM beranggotakan 74 negara juga team Konsultan Celltech Stem Cell Vinski Tower.

“Semoga sumbangsihnya bagi dunia kedokteran Geriatrik, molekular dapat bermanfaat dan bisa dikembangkan untuk kemanusiaan di masa yang akan datang,” pungkasnya.