Askrindo Gelar Program Pemberdayaan Petani Kopi Arabika di Desa Catur, Kintamani

Loading

Kintamani (Independensi.com) – Untuk meningkatkan kualitas kopi dibutuhkan konsep penanaman dan penyemaian biji kopi secara holistik, mengingat peluangnya sangatlah prospektif karena konsumen dunia sudah mengarah ke produk kopi nonkonvensional. Artinya tantangan ke depan dalam usaha komoditas kopi adalah meningkatkan daya saing di kancah internasional.

Hal tersebut dikemukakan oleh Corporate Secretary PT Askrindo, Cahyo Hari Purwanto saat digelar Program Pemberdayaan Kelompok Petani Kopi Arabika Kintamani “Langit Bali” di Banjar Lampu, Desa Catur, Kecamatan Kintamani – Bali, Kamis (22/2/2024).

 

Pihaknya melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) senantiasa menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Untuk memberikan pelatihan kepada Petani Kopi Arabika Kintamani “Langit Bali” di Banjar Lampu, Desa Catur, Kecamatan Kintamani mulai dari budidayanya, pascapanen, lalu produk, roast bean, bubuk, dan kopi jadi.

Perkebunan Kopi Arabika di Desa Catur sendiri mencapai luasan 470 hektar yang terbagi dalam 8 Subak. Kopi dibudidayakan secara tradisional, hanya menggunakan pupuk bio organik atau non kimiawi, tanpa menggunakan pupuk kimia atau anorganik, demikian pula dalam pemberantasan hama dan penyakit tanaman tanpa menggunakan pestisida kimiawi.

PT. Asuransi Kredit Indonesia atau PT. Askrindo merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam asuransi/penjaminan, juga merasa berkepentingan untuk memberikan sumbangsihnya dalam pembangunan ekonomi Bangsa dan Negara Republik Indonesia.

“Askrindo berkolaborasi dengan PNM dalam memberikan pendampingan hingga dukungan sarana prasarana kepada kelompok usaha tani kopi di Desa Catur yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi kopi agar memberikan daya saing di kancah internasional,” pungkas Cahyo. (hd)