Kegiatan Diklat Pemberdayaan Masyarakat dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman di Aula Pondok Pesantren Hasan Jufri Sangkapura, Senin (27/5/2024).
Sekda Achmad Washil mengapresiasi kegiatan pemberdayaan masyarakat yang digelar KUPP kelas III Bawean bekerja sama dengan Poltekpel Surabaya tersebut. Menurut dirinya kegiatan ini dapat memberikan manfaat.
Selain itu juga dapat menjadi media komunikasi yang efektif antara Ditjen Perhubungan Laut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik dan masyarakat Pulau Bawean.
“Kegiatan ini, sebagai salah satu pengabdian pada masyarakat untuk meningkatkan SDM pada transportasi laut. Sehingga dapat menambah kompetensi dan pengetahuan yang berguna saat bekerja di kapal, untuk dapat meningkatkan keselamatan pelayaran menuju terwujudnya zero accident,” tuturnya, Selasa (28/5).
Wasil berharap peserta dapat mengikuti Diklat dengan baik, sebab potensi Kabupaten Gresik sebagai kawasan industri didukung dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE. Tidak menutup kemungkinan, sebagai jalur keluar masuknya perdagangan melalui transportasi laut.
“Ini merupakan karunia pasca gempa yang sempat melanda Bawean dan kami juga sampaikan terima kasih kepada Poltekpel Surabaya yang sudah menginisiasi kegiatan ini,” ucapnya.
“Sesuai RPJP Kabupaten Gresik, 20 tahun kedepan adalah Gresik emas mendunia dari Asia timur yang masuk Indonesia melalui JIIPE. Mari jadi tuan rumah di negeri sendiri, jangan menjadi penonton di negeri sendiri,” ujarnya.
Sementara, Wakil Direktur I Poltekpel Surabaya Renta Novaliana mengatakan, Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM) yang dilakukan oleh Poltekpel Surabaya merupakan bentuk kehadiran pemerintah dalam meningkatkan keahlian masyarakat.
Sehingga dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi di bidang kelautan khususnya awak kapal dengan memberikan pendidikan dan pelatihan secara gratis kepada masyarakat luas.
“Pemberdayaan Masyarakat ini, bertujuan untuk menciptakan SDM yang berkualitas di bidang transportasi laut. Sebab materi pelatihan meliputi, Basic Safety Training (BST), Safety Awareness Training (SAT) dan Advanced Fire Fighting (AFF),” imbaunya.
Lanjut Novaliana, BST bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar tentang keselamatan di kapal, sementara AFF difokuskan pada penanganan kebakaran yang lebih lanjut dan teknik pencegahan. Selain itu, SAT membekali peserta dengan kesadaran dan keterampilan dalam menghadapi situasi keamanan di atas kapal.
“Kegiatan DPM ini, merupakan instruksi Presiden no 9 tahun 2016 dan kami bersyukur antusias peserta di Bawean sangat luar biasa. Dampak postif lainnya yaitu, warga Bawean yang bekerja di kapal baik dalam negeri maupun luar negeri mudah menyesuaikan diri. Apalagi, warga Bawean yang bekerja di kapal banyak yang mampu menguasai bahasa asing,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) kelas III Bawean Zainal Abdul Rahman menjelaskan, DPM dilaksanakan mulai tanggal 27 Mei hingga 6 Juni 2024 diikuti sebanyak 441 peserta melalui seleksi dan lulus sebanyak 334 peserta.
Dengan adanya Diklat ini, para peserta akan mendapatkan sertifikat dan skill sehingga bisa mengikuti rekan-rekan sebelumnya untuk dapat digunakan sebaik baiknya dalam meningkatkan kompetensi dan SDM di bidang transportasi laut khususnya bagi untuk warga Pulau Bawean,” pungkasnya. (Mor)