Menurut Kepala Desa Tasikharjo, Damuri, kejadian tersebut hingga kini masih menyisahan rasa trauma mendalam bagi warganya. Karena kejadiannya begitu mendadak tanpa ada peringatan dan disaat warga sedang terlelap (tidur).
“Semestinya di areal tempat tangki ada alat deteksi tanda bahaya yang bisa memberikan peringatan dini, jika akan terjadi suatu masalah seperti kebocoran yang kemarin itu masyarakat mengerti,” katanya, Rabu (12/6).
“Seandainya alat deteksi tanda bahaya ada, masyarakat bisa antisipasi atau menyelamatkan diri ketika megetahui tanda bahaya. Sehingga, korban paling tidak bisa cegah atau diminimalisir,” sambungnya.
Ditambahkan Damuri, selain alat peringatan masyarakat sekitar Terminal BBM milik PT Pertamina diberikan pemahaman tentang cara menyelamatkan diri ketika ada insiden. Sehingga, warga mengerti apa yang harus dilakukan.
“Itu yang kami sangat menyayangkan tak adanya peringatan dini saat terjadinya kebocoran dan tidak adanya penyuluhan tentang bahaya maupun tentang cara menyelamatkan diri,” ungkapnya.
“Dalam kejadian kemarin itu, karena tidak ada bunyi tanda bahayanya. Maka kami, berinisiatif memberitahu warga melalui pengeras suara Masjid. Akibatnya warga panik dan banyak berjatuhan korban yang harus mendapatkan penanganan medis,” tukasnya.
“Tapi kami bersyukur, kondisi warga sudah berangsur pulih dan membaik. Namun, masih ada dua warga yang masih harus dirawat secara intensif di RSNU Tuban. Yakni, Nur Auliya (26) warga Dusun Plaosan Tasikharjo dan Kasmijan (67) warga Dusun Awar-Awar Tasikharjo,” tandasnya.
Ditanya apakah warga yang terdampak kebocoran tangki di Terminal BBM milik PT Pertamina, sudah mendapatkan perhatian atau kompensasi terkait biaya kesehatan. Damuri menyampaikan bakal diberikan kepada para korban oleh pihak terkait.
“Rencananya Pertamina bakal memberikan kompensasi, kepada semua warga Desa Tasikharjo termasuk untuk biaya pengobatan,” pungkasnya.
Sementara Area Manager Comrel & CSR Pertamina Patra Niaga Reg. Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menjelaskan pihaknya akan bertanggung jawab terhadap warga terdampak kebocoran maupun yang masih menjalani perawatan medis di rumah sakit.
“Kami akan berkoordinasi terus bersama Kepala Desa, terkait dengan perkembangan kondisi kesehatan warga,” ucapnya. (Mor)