Kupang- Beberapa waktu lalu, bakal calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) menegaskan, perbatasan adalah harkat dan martabat bangsa.
Ansy juga mengatakan, faktanya perbatasan negara kita merupakan kantong-kantong kemiskinan.
“Maka, percepatan pembangunan ekonomi menjadi solusi nyata bagi warga NTT yang tinggal di perbatasan,” ujar Ansy.
Kader PDI Perjuangan itu melanjutkan, kemiskinan di perbatasan itu adalah kemiskinan nelayan, petani dan peternak. Karena itu, Ansy menegaskan keberpihakan anggaran diperlukan.
Maka, sambung Ansy, kehadiran negara melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Motaain, dan Skouw, adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di wilayah perbatasan.
“Maka sejauh mana, kementerian-kementerian terkait sudah hadir, punya komitmen membantu masyarakat, dan agenda konkret apa yang mau dikerjakan,” ujar Ansy kala itu.
Ansy memang dikenal sebagai tokoh yang kerap berjuang agar pemerintah memperhatikan daerah perbatasan. Terutama di NTT.
Perjuangan Ansy pun berbuah manis. Pemerintah akhirnya menyetujui penambahan anggaran untuk wilayah perbatasan hingga mencapai Rp 109 Miliar.