Landak- Karolin Margret Natasa dikenal sebagai tokoh yang konsisten membantu petani di Kabupaten Landak meningkatkan produktivitasnya.
Hal itu dia tunjukkan dengan bukti-bukti nyata, baik dikala dirinya menjabat sebagai Bupati Landak, maupun ketika sekarang mengemban amanat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Landak.
Suatu hari di tahun 2021, misalnya, Karolin yang kala itu menjabat sebagai Bupati Landak menyerahkan bantuan benih padi untuk para petani di Kecamatan Sompak.
Bantuan sebanyak 31,5 ton benih padi itu bersumber dari APBN dan APBD Kabupaten Landak.
Lalu pada 2022, Bupati Karolin pernah memberikan 132 unit alat mesin pertanian (alsintan) dan bantuan benih kepada para petani di Landak.
Pemberian alsintan itu bertujuan agar para petani Landak dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan meningkatnya produktivitas, kesejahteraan petani maupun masyarakat secara umum.
Dalam kurun waktu lima tahun kepemimpinannya, yakni 2017-2022, bantuan alsintan yang diberikan Karolin selaku Bupati tercatat sebanyak 3.479 unit dan tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Landak.
Hasilnya, selama kurun waktu tersebut Kabupaten Landak sudah menjadi lumbung padi di Kalimantan Barat. Hal itu terbukti ketika Januari hingga April 2022 produksi sudah mencapai 810.416 ton gabah kering giling (GKG).
Kini, sebagai Ketua HKTI Kabupaten Landak Karolin Margret tak henti mendukung petani. Pada Oktober 2023, bersama Penjabat (Pj) Bupati Landak Samuel, Karolin menyerahkan bantuan benih padi sebanyak 7.850 ton kepada kelompok tani di tiga kecamatan yang ada di Kabupaten Landak.
Bantuan benih padi tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Landak melalui Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Kabupaten Landak, yang disalurkan oleh HKTI.
Karolin memang mengatakan bahwa HKTI terus mendorong dan memberikan masukan kepada pemerintah agar dapat membuat suatu kebijakan yang tepat untuk para petani.
Fakta-fakta itu membuktikan bahwa Karolin mendorong produktivitas petani dengan kerja nyata. Kerja yang digerakkan oleh pemikiran Karolin, bahwa ketika produktivitas petani meningkat, maka kesejahteraan masyarakat umum pun melesat.