DEPOK (IndependensI.com) – Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) mengadakan kegiatan edukasi lanjutan di Gedung Pasca Sarjana FIK UI kepada SMAN 1 Depok dan SMA Yaspen Tugu Ibu 1 Depok. Kegiatan bertema “Peer Konselor Remaja sebagai Upaya Sadar HIV/AIDS pada Remaja di Depok melalui Permainan Kartu Atraktif Rama-Shinta”, diselenggarakan pada Jumat 16 Agustus 2024.
Pengabdian masyarakat ini diikuti lima siswa laki-laki dan tujuh siswa perempuan dengan rentang usia 14-16 tahun, dari dua sekolah yaitu SMAN 1 Depok dan SMA Tugu Depok. Kegiatan peer edukator ini merupakan rangkaian dari kegiatan pengabdian masyakat FIK UI.
Kegiatan ini diketuai oleh Sri Yona, SKp, MN, PhD, Tim pengmas ini juga didukung oleh anggota dosen FIK UI: Prof. Dra Elly Nurachmah, MAppSc., DNSc, Prof Yati Afiyanti, dan Ns. Anggri Noorana Zahra, S.Kep., MSc selaku dosen FIK UI, dan juga Rita Ismail, S.Kp, M.K.M, MTD (HE), Ph.D selaku dosen Universitas Veteran Jakarta, serta melibatkan mahasiswa program sarjana: reguler, magister, dan spesialis keperawatan medikal bedah UI.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat FIK UI yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya peran teman sebaya dalam kehidupan mereka, khususnya dalam upaya pencegahan HIV/AIDS.
Hubungan Positif
Seperti yang kita tahu bahwa pada masa remaja, teman sebaya memainkan peran penting dalam perkembangan emosional dan sosial. Hubungan yang positif dengan teman sebaya dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kesejahteraan mental, sementara kurangnya dukungan dapat menyebabkan isolasi dan perilaku berisiko. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang peran krusial teman sebaya dalam membantu remaja menghadapi tantangan dan mencapai potensi maksimal mereka.
Dalam kegiatan ini, para siswa diberikan pemahaman yang mendalam mengenai public speaking dan mempraktekkan bagaimana dukungan dari teman sebaya dapat berkontribusi positif terhadap perkembangan psikologis dan emosional mereka. Prof. Dr. Yati Afiyanti, SKp., MN. selaku narasumber menyatakan bahwa “Seorang peer konselor harus memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik, menghormati sesama teman, memiliki pengetahuan yang cukup, dan bersikap terbuka”. Penyampaian materi yang diberikan oleh narasumber disambut baik oleh para siswa yang hadir dan mereka terlihat sangat antusias dengan materi yang diberikan.
Remaja seringkali lebih nyaman mendiskusikan isu-isu sensitif dengan teman-teman sebaya mereka dibandingkan dengan orang dewasa. Oleh karena itu, membekali remaja dengan pengetahuan yang tepat dan keterampilan komunikasi yang efektif dapat menjadi langkah penting dalam pencegahan penyebaran HIV/AIDS di kalangan remaja. Tim Pengabdian Masyarakat FIK UI juga menyoroti pentingnya teman sebaya dalam edukasi dan pencegahan HIV/AIDS dengan mengadakan sesi presentasi oleh perwakilan siswa pada setiap kelompok.
Para siswa sangat antusias selama pemaparan materi oleh temannya. Materi yang dipresentasikan perwakilan siswa menjelaskan seputar HIV yang sudah diberikan materi pada sesi sebelumnya dan para siswa juga diberikan selembar leaflet sebagai tambahan informasi. Beberapa siswa dari kelompok lain aktif bertanya dan berinteraksi dengan pembicara, hal ini menunjukan adanya ketertarikan yang dalam terhadap topik yang dibahas. Selain itu pemahaman siswa juga tercermin dalam hasil tes, dengan beberapa siswa berhasil meraih nilai tertinggi.
Permainan Edukatif
Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini tim juga mengadakan sebuah permainan kartu edukatif yang bernama Kartu Rama-Shinta, permainan ini berhasil mengubah suasana belajar menjadi seru dan interaktif. Permainan ini tidak hanya memberikan pengetahuan yang mendalam tentang hiv, tetapi juga menciptakan suasana yang menyenangkan dan kompetitif di antara para siswa. Tentunya dengan desain yang menarik, tantangan yang asyik, dan beberapa pertanyaan, siswa diajak untuk berpikir kritis dan berdiskusi yang menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik.
Sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dan semangat tinggi yang ditunjukan para siswa, tim pengabdian masyarakat memberikan hadiah yang ditunjukan juga sebagai pengakuan atas dedikasi mereka dalam meningkatkan pemahaman tentang isu kesehatan. Selain memberikan pengalaman belajar yang berharga, penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi para siswa untuk terus aktif dalam kegiatan edukatif serupa di masa mendatang.
Ahza, salah satu siswa yang berpartisipasi, berbagi kesannya tentang kegiatan ini dengan penuh antusiasme. “Saya merasa senang mengikuti kegiatan ini. Dalam kegiatan ini, saya mendapati banyak sekali pembelajaran mengenai kesehatan, terutama tentang HIV. Saya juga mendapatkan relasi baru, kesenangan bertemu teman teman baru, guru, dan kakak kakak yang hebat, dan juga hadiah yang bermanfaat,” ungkapnya. Ahza menekankan bahwa acara ini memberikan banyak manfaat yang sangat berharga untuk masa depan, baik dalam meningkatkan pemahaman tentang kesehatan maupun dalam memperluas jaringan sosial.
Menurut bu Sri Yona sebagai ketua pengabdi, adalah penting dalam memebrikan edukasi tentang HIV/AIDS sejak dini agar remaja memiliki pengetahuan yang cukup untuk melindungi diri mereka sendiri. “Melalui peran peer konselor, kami berharap para remaja dapat saling mendukung dan mengedukasi teman-teman sebaya mereka tentang risiko dan pencegahan HIV/AIDS,” ujar Sri Yona, S.Kp., M.N., Ph.D.
Kami berharap acara ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai pentingnya peran teman sebaya dalam kehidupan remaja serta menginspirasi para siswa untuk membangun hubungan yang positif dan saling mendukung. Dengan dukungan dari semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung bagi perkembangan remaja di sekolah. Mari bersama-sama berperan dalam menciptakan generasi muda yang tangguh, berdaya saing, dan memiliki empati tinggi.