CEO Privy Marshall Pribadi dan CEO Five Faces, Nicole Nixon. (Ist/Dok.Privy)

Five Faces dan Privy Tingkatkan Kepercayaan Digital pada Layanan Kesehatan

Loading

BRISBANE (Independensi.com) – Perusahaan perangkat lunak yang fokus pada layanan kesehatan asal Australia, Five Faces melakukan kerjasama strategis dengan Privy, penyedia layanan identitas digital dan tanda tangan elektronik (TTE) tersertifikasi asal Indonesia. Kolaborasi ini diumumkan pada Konferensi IndOz di Brisbane, Australia, Kamis (22/8/2024), bertujuan untuk memanfaatkan teknologi dan jaringan distribusi kedua perusahaan.

Dalam kerja sama ini, solusi TTE tersertifikasi dari Privy akan digabungkan dengan sistem digital front door milik Five Faces. Dengan ini, rumah sakit dapat menggunakan tanda tangan digital yang aman untuk formulir persetujuan medis dan keuangan. Sejak 2016, lebih dari 120 juta dokumen telah ditandatangani menggunakan layanan Privy.

Marshall Pribadi (Ist).

Privy, yang memiliki lebih dari 50 juta pengguna terverifikasidan telah dipercaya lebih dari 3000 perusahaan, akan memperkenalkan sistem digital front door dari Five Faces ke pasar kesehatan di Indonesia. Saat ini di Tanah Air, pasar kesehatan tengah menjalani transformasi digital besar-besaran di bawah Kementerian Kesehatan RI. Komitmen pemerintah dalam mendorong tansformasi digital di bidang kesehatan salah satunya melalui kewajiban implementasi Rekam Medis Elektronik sesuai dengan Permenkes Nomor 24 tahun 2022.

Nicole Nixon selaku CEO Five Faces mengatakan, penggunaan formulir kertas di Australia pada sektor kesehatan sedang dikurangi, sehingga kebutuhan akan tanda tangan digital yang aman semakin meningkat. Kerjasama antara Five Faces dengan Privy bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan mempermudah administrasi layanan kesehatan secara digital sekaligus tetap menjamin aspek keamanan data.

“Baik saat menjalani operasi atau mengunjungi klinik, formulir digital yang aman kini menjadi sangat penting. Ini bukan hanya untuk menjaga privasi dan kenyamanan pasien, tetapi juga untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan data,” kata Nicole melalui keterangan tertulis, Sabtu (24/8/2024). “Kami senang bisa bekerja sama dengan Privy untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan,” ungkapnya.

Sementara itu Co-Founder & CEO Privy, Marshall Pribadi mengatakan, kemitraan ini akan mendukung ekspansi Privy di Australia dan memberikan manfaat tambahan bagi layanan kesehatan di Indonesia. “Kepercayaan dan integritas digital adalah fondasi utama dalam dunia kesehatan. Kami bangga bahwa Five Faces memilih Privy untuk meningkatkan solusi digital front door mereka  yang sudah terkemuka,” kata Marshall.

Pria ramah penyuka olahraga golf ini menambahkan, dengan momentum digitalisasi layanan kesehatan yang sedang berkembang sangat pesat di Indonesia. “Ini adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan Five Faces sebagai penyedia layanan kesehatan yang andal. Konsumen Indonesia akan bisa menggunakan PrivyID mereka untuk mengakses solusi dari Five Faces. Kemitraan ini akan menguntungkan kedua negara, baik Indonesia dan Australia,” ujar Marshall. 

Digitalisasi Rumah Sakit

Five Faces adalah perusahaan yang mendigitalkan proses layanan bagi rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan. Teknologi yang mereka kembangkan memungkinkan inovasi digital yang cepat dalam berbagai solusi, mulai dari digital front door hingga digital signage. Pada tahun 2021, Five Faces bersama Sydney Local Health District menerima Penghargaan Premier dari Pemerintah NSW untuk solusi Vaksinasi Massal dengan tema ‘Memusatkan Pelanggan’. Berbasis di Brisbane, Australia, solusi Five Faces telah digunakan oleh lebih dari 4 juta konsumen.

Sedangkan Privy adalah startup yang berdiri pada 2016 merupakan institusi penyedia layanan digital trust terkemuka yang menyediakan layanan identitas dan tanda tangan digital. Pada tahun 2018, Privy menjadi lembaga non-Pemerintah pertama yang mendapat lisensi Certificate Authority (CA) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Republik Indonesia.

Saat ini, tercatat 47 juta pengguna terverifikasi dan lebih dari 3.600 perusahaan menggunakan layanan Privy. Pada 2023, Privy menjadi perusahaan asal Indonesia pertama yang mengekspor jasa berteknologi tinggi ke Australia. Sebagai perusahaan Indonesia pertama yang bergabung dengan FIDO Alliance, sebuah Asosiasi Industri Internasional yang memiliki misi menciptakan standar autentikasi global yang aman dan mudah digunakan, Privy juga telah lolos sertifikasi WebTrust for CA sejak 2021. Selain itu, Privy juga telah mendapatkan sertifikasi ISO/IEC 27701:2019 tentang sistem manajemen privasi untuk data pribadi.