Sejumlah Tokoh Hadiri Pamitan Ngurah Ambara Dengan DPD RI

Loading

Bali (Independensi.com) – Gede Ngurah Ambara Putra sampaikan salam perpisahan sebagai anggota Komite 1 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2019-2024 berlangsung di Hotel Fairfield Marriott, Kuta, Bali. Hotel megah itu menjadi saksi bisu momen penting, ketika para anggota DPD RI berkumpul untuk merayakan masa bakti mereka dan menyongsong masa depan yang penuh tantangan. Acara ini juga dihadiri oleh para pemimpin DPD RI, Ketua dan Wakil Ketua, serta mereka yang sedang bersiap maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.

Malam tersebut menjadi momen istimewa bagi para anggota DPD RI yang harus meninggalkan jabatannya dan memberikan kesan pesan penting bagi rekan-rekan yang akan menjabat pada periode 2024-2029.

Suasana malam itu dipenuhi nuansa perpisahan, namun bukan tanpa harapan. Di hadapan para tamu yang hadir, para anggota yang akan maju dalam Pilkada menyampaikan kesan, pesan, dan harapan mereka kepada para calon pengganti. Mereka tidak hanya berpamitan, tetapi juga menanamkan semangat baru kepada anggota yang akan melanjutkan perjuangan.

Salah satu tokoh yang menjadi pusat perhatian adalah Gede Ngurah Ambara Putra, SH., anggota DPD RI Perwakilan yang kini mengemban tugas baru sebagai Calon Walikota Denpasar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Dalam pidatonya yang menggugah, Ambara Putra menekankan pentingnya otonomi fiskal bagi daerah, terutama Bali, yang selama ini hidup dari kekayaan budaya dan pariwisata.

“Bali tak punya sumber daya alam yang melimpah, tetapi kita punya warisan budaya yang unik. Keunikan ini adalah fondasi dari sektor pariwisata kita, yang menggerakkan sekitar 70% perekonomian Bali. Pada 2023, Produk Domestik Bruto (PDB) Bali mencapai 275 triliun rupiah, sebagian besar berkat pariwisata,” tuturnya, dengan nada yang menyiratkan keprihatinan dan harapan.

Ambara Putra melanjutkan dengan mengungkapkan visinya tentang otonomi fiskal—sebuah cita-cita di mana Bali dan daerah-daerah lain di Indonesia dapat lebih mandiri dalam mengelola sumber daya keuangan mereka. “Dengan otonomi fiskal, kita bisa memperjuangkan dana bagi hasil yang lebih adil, demi pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan yang paling penting, pelestarian budaya. Selama ini, masyarakat Bali sudah berjuang dengan tangan mereka sendiri untuk menjaga warisan budaya kita. Tapi dukungan dana yang lebih besar sangat dibutuhkan agar budaya kita bisa terus hidup dan berkembang,” ujarnya, dengan suara yang penuh keyakinan.

Acara malam itu bukan hanya sekadar perpisahan, tetapi juga menjadi ajang untuk menyatukan semangat dan tekad bersama. Para anggota DPD RI yang baru terpilih diharapkan mampu melanjutkan perjuangan yang sudah dimulai, memperkuat hubungan dengan masyarakat, dan berkomitmen pada kemajuan daerah serta keberlangsungan budaya yang tak ternilai harganya.

Malam itu, di antara deretan senyum, tawa, dan air mata yang jatuh dengan perlahan, terselip harapan yang sama, harapan untuk masa depan Bali dan Indonesia yang lebih mandiri, lebih kuat, dan lebih sejahtera. (hd)