Kupang- Bakal calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) dari PDI-Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema bertekad melakukan peningkatan keterampilan anak didik, serta meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas guru.
“Pendidikan vokasi dan pendidikan karakter itu penting. Dukungan sarana dan prasarana tak kalah penting,” tegas bakal calon gubernur NTT yang berpasangan dengan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) ini saat mengunjungi SMAK Syuradikara Ende, Kabupaten Ende, baru-baru ini.
Ansy bilang, sejak lama ia selalu mengunjungi sekolah-sekolah, terutama SMA/SMK yang merupakan kewenangan provinsi. Ini adalah amanat dari Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Terpantau, dalam kunjungannya ke Ende, selain ke almamaternya SMAK Syuradikara, ia juga menyambangi SMA Islam Muthmainah dan SMA Katolik St. Petrus Ende.
“Kepedulian saya kepada dunia pendidikan menggerakkan saya untuk mengunjungi sekolah-sekolah bertemu para siswa dan para guru. Memberikan motivasi, bercerita, mendengar harapan dan impian mereka,” kata Ansy.
Ansy pun mengaku pernah mengajar di tiga kampus di Jakarta. Ketiganya, yakni Universitas Nasional (Unas), Universitas Paramadina, dan Universitas Budi Luhur (UBL).
Hal ini yang menjadi alasan bagi Ansy kerap mengunjungi sekolah-sekolah bila mendatangi suatu kota atau kabupaten.
Dalam kunjungan singkatnya ke sekolah-sekolah, Ansy sering kali menyempatkan diri berdialog dengan siswa. Ia kerap memberikan motivasi kepada siswa agar gigih dan giat belajar, disiplin, serta tak lupa berdoa. Karena menurutnya, tidak ada kesuksesan yang didapat dengan cara instan.
“Tidak ada kesuksesan lewat jalan pintas. Tidak ada kesuksesan yang instan. Semuanya melewati proses yang panjang. Ada kristalisasi keringat baru kemudian orang mencapai sukses,” katanya berulang-ulang di beberapa sekolah.
Ansy juga kerap bercerita bagaimana dirinya bisa menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 bahkan terpilih kembali untuk periode berikutnya.
Ia mengatakan hal itu tidak didapat dengan cara mudah, tetapi ada proses yang harus dilaluinya dengan disiplin.
Pada kesempatan lain, Ansy selalu mengatakan fondasi pembangunan ekonomi di NTT harus dibangun di atas tiga sektor primer, yakni pertanian, peternakan, dan perikanan/kelautan. Ia kerap menyebutnya sebagai ganti kepanjangan NTT, yakni Nelayan, Tani, Ternak.
Ketiga sektor vital itu dapat diperluas jangkauan manfaatnya jika didukung dengan sektor pendidikan yang memadai.
Menurut Ansy, pendidikan dapat memberikan sentuhan integrasi pengetahuan atau knowlegde dalam pembangunan ekonomi lewat pengembangan riset dan inovasi.
“Kampus, SMA/SMK dan keberadaan institusi pendidikan sangat penting melalui riset dan peningkatan kualitas SDM. Mereka harus diajak untuk berpartisipasi aktif bangun NTT,” ujar alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) itu.
Putra asli NTT berdarah campuran Ende (Flores) dan Belu (Timor) ini mengaku senang dapat berkunjung ke sekolah-sekolah untuk berbagi cerita dan memberi motivasi.
thanks for info.