DEPOK (IndependensI.com) – Perawat kadang dipandang sebelah mata oleh masyarakat umum. Tidak sedikit yang menganggap perawat hanya asisten dokter. Padahal, profesi perawat berperan besar dalam menjaga kesehatan masyarakat.
“Perawat merupakan tenaga kesehatan terbesar di Indonesia, dengan jumlah 49% dari pemberi pelayanan kesehatan,” kata Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N., di sela-sela The 9th Biennial International Nursing Conference (BINC) di The Margo Hotel, Depok, Kamis (17 Oktober 2024).
BINC merupakan konferensi internasional dua tahunan di bidang keperawatan yang diselenggarakan FIK UI. Konferensi diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai negara antara lain Taiwan, Amerika Serikat, Inggris, dan Malaysia. Pembicara asal Taiwan, Profesor Kuei-Ru Chou, Ph.D., RN, mengangkat topik pentingnya perawatan kesehatan untuk orang usia lanjut.
“Dosen, mahasiswa, dan praktisi berkumpul untuk berbagi hasil penelitian dan jaringan dengan ilmuwan keperawatan internasional. Para ahli datang sebagai pembicara, sementara mahasiswa keperawatan mempresentasikan peran mereka dalam perawatan kesehatan melalui presentasi, poster, dan sesi tanya jawab,” ujar Agus.
Di bagian lain, Agus mengatakan bahwa ilmu keperawatan memiliki peran penting dalam kesehatan, selain dari peran dokter dan bidan. “Peran ilmu keperawatan perlu lebih dikenal dan dipahami oleh masyarakat. Pendidikan keperawatan telah masuk perguruan tinggi pada level sarjana, magister, spesialis, dan doktor,” kata Agus.
Besarnya peran perawat dibarengi dengan semakin tingginya minat masyarakat di bidang ini. “Setiap tahun, minat masyarakat untuk kuliah di FIK UI sangat tinggi, dengan jumlah mahasiswa S1 yang diterima sekitar 150 orang untuk program reguler dan 400 orang untuk program RPL,” kata ujar Dekan FIK UI periode 2022-2026 itu.
Ajang Berbagi Temuan Baru
The 9th BINC bertujuan mengumpulkan para profesional keperawatan, pendidik, peneliti, dan praktisi guna membahas kemajuan dalam pendidikan dan praktik keperawatan. Konferensi ini masuk dalam rangkaian acara menjelang Dies Natalis FIK UI yang jatuh pada 15 November mendatang.
Acara ini menjadi ajang berbagi temuan penelitian terbaru, inovasi, dan praktik terbaik di bidang keperawatan, dengan tujuan meningkatkan sistem pelayanan kesehatan secara global. Konferensi ini meliputi presentasi, diskusi panel, dan lokakarya yang dipimpin oleh para ahli dari berbagai negara.
BINC tahun ini mengambil tema “Advancing Nursing Education and Practice for Future Global Health in Digital Health”. Tema ini berfokus pada persiapan perawat menghadapi masa depan dengan mengadopsi teknologi kesehatan digital. Seiring dengan berkembangnya telemedicine, kecerdasan buatan, dan layanan kesehatan berbasis data, pendidikan dan praktik keperawatan harus mengikuti perubahan ini.
“Tema ini menekankan pentingnya perawat untuk mengembangkan keterampilan baru dalam kesehatan digital agar mampu menghadapi tantangan global di masa depan, serta memastikan mereka tetap menjadi bagian penting dalam memberikan perawatan berkualitas dan efisien di era digital yang terus berkembang,” kata ketua panitia, Ns. La Rakhmat Wabula, S.Kep., M.Kep.
BINC pertama kali diadakan pada 2006. Sejak itu, konferensi ini menjadi acara rutin yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali, menjadi forum penting bagi para profesional keperawatan global untuk berjejaring dan bertukar pengetahuan.
FIK UI secara konsisten menjadi penyelenggara utama, mengundang para ahli nasional dan internasional untuk membahas isu-isu krusial di bidang keperawatan dan pelayanan kesehatan.
Peran perawat sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Mereka memberikan perawatan langsung kepada pasien, mengedukasi masyarakat tentang kesehatan, mencegah penyakit, dan berkoordinasi dengan profesional kesehatan lainnya.
“Perawat sering kali menjadi kontak pertama bagi pasien dan memainkan peran kunci dalam mengelola penyakit kronis, mendukung perawatan mandiri pasien, serta memperjuangkan kebutuhan pasien,” kata Rachmat.
“Kemampuan mereka dalam menilai, memantau, dan memberikan perawatan holistik menjadikan mereka elemen penting dalam meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan, yang pada akhirnya berdampak pada hasil kesehatan masyarakat yang lebih baik,” ujar dosen STIKes Maluku Husada yang kini menempuh pendidikan doktoral di FIK UI.