Program pipanisasi itu merupakan kerja sama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik bersama TNI AD dalam upaya mendukung peningkatan produktifitas pertanian sekaligus untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Menurut KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak kegiatan ini merupakan wujud kemanunggalan TNI dan rakyat dalam bentuk operasi bakti yang dilaksanakan bersama sama komponen masyarakat.
“Program ini merupakan wujud kepedulian TNI AD dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di sektor pertanian yang sangat bergantung pada ketersediaan air,” ujarnya.
KSAD menambahkan, bahwa pogram yang dilakukanya diprioritaskan untuk menjangkau sawah atau lahan tadah hujan ini dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya seperti yang tengah diresmikan saat ini di Desa Klumpanggubuk.
“Program pipanisasi TNI AD bersama Pemkab Gresik ini, dapat menjadi solusi jangka panjang dalam penyediaan air bersih di Pulau Bawean. Selain, agar bisa meningkatkan produktifitas pertanian juga memperkuat sinergitas TNI dengan masyarakat,” tandasnya.
Sementara, Plt Bupati Gresik Aminatun Habibah menyampaikan, upaya penyediaan pangan melalui peningkatan produktifitas pertanian diperlukan dukungan sarana dan prasarana pertanian. Seperti, infrastruktur pertanian berupa irigasi pipanisasi yang bertujuan memanfaatkan sumber-sumber air yang tersedia.
“Tanpa ketersedian air yang cukup, maka tanaman yang dibudidayakan tidak akan tumbuh dan berproduksi secara optimal,” tuturnya.
Program pipanisasi yang dilaksanakan di pulau Bawean ini, lanjutnya adalah kerja sama antara Pemkab Gresik melalui Dinas Pertanian dan TNI Angkatan Darat dalam hal ini Kodim 0817/Gresik.
“Kegiatan ini, dilaksanakan di 12 Desa yang ada di Pulau Bawean. Yakni, 6 desa di Kecamatan Sangkapura dan 6 desa di Kecamatan Tambak. Dengan memanfaatkan 12 titik lokasi sumber air yang berasal dari mata air, sungai dan air tanah,” ungkapnya.
“Pipanisasi dilakukan sepanjang 33.212 meter beserta pendukungnya termasuk bangunan sadap dan bak penampung air. Dengan demikian, diharapkan dapat mengairi lahan sawah seluas 646 hektare. Sehingga berpotensi dapat menambah areal tanam menjadi 2 sampai 3 kali dalam satu tahun,” imbaunya.
“Mudah-mudahan kegiatan Pipanisasi di 3 desa ini dapat mengairi lahan seluas 340 hektare yang merupakan lebih dari separuh dari total kegiatan pipanisasi yang dilaksanakan di Bawean,” pungkasnya. (Mor)