Dicksy Iskandar duduk memegang lukisan hasil karya bimbingannya.
Dicksy Iskandar duduk memegang lukisan hasil karya bimbingannya. (Foto: Dokumentasi Sanggar Garajas)

Sanggar Garajas Meluber ke Taman Ayodya

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Cukup lama tidak melakukan kegiatan di luar Gelanggang Remaja Jakarta Selatan (GRJS) Bulungan,  tempat di mana para pengurus dan anggota Sanggar Seni Rupa Garajas berkumpul memberi bimbingan serta pelatihan kepada warga Jakarta yang tertarik dengan dunia seni lukis, pada Minggu (1 Desember 2024) sanggar seni rupa tertua di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia tersebut kembali menggelar event melukis bersama di Taman Ayodya yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Kegiatan “meluber” disambut sangat antusias oleh para anggota sanggar tertua di  Ibukota tersebut yang pada 4 Juli 2024 lalu genap berusia 50 tahun, karena ada “pergantian” suasana lingkungan: dari yang itu-itu saja (GRJS) ke lingkungan yang berbeda yakni di Taman Ayodya.

Perlu diketahui bahwa Sanggar Seni Rupa Garajas Bulungan beberapa waktu lalu pun, sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pernah melakukan “meluber” di tempat yang sama.

Sehingga bagi warga yang mengajak keluarganya rekreasi di Taman Ayodya benar-benar terkejut karena ada sesuatu yang berbeda yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Anak-anak yang ikut kegiatan "meluber" Sanggar Seni Rupa Garajas di Taman Ayodya.
Anak-anak yang ikut kegiatan “meluber” Sanggar Seni Rupa Garajas di Taman Ayodya.

KEHILANGAN

Di sela-sela aktivitas “meluber” tersebut, salah satu senioren Sanggar Seni Rupa Garajas, dalam perbincangan bersama IndependensI.com, sehubungan dengan meninggalnya kartunis Harian Sore Sinar Harapan sehari sebelumnya, Dicksy Iskandar benar-benar merasa kehilangan.

Betul bahwa almarhum kartunis terkenal yang biasa disapa dengan panggilan akrab Mas Pram tersebut memang bukan pengurus Sanggar Seni Rupa Garajas.

Akan tetapi, diakui atau tidak, Mas Pram yang dikenal sebagai kartunis di Sinar Harapan dan redaktur khusus halaman remaja di harian sore tersebut setiap hari Rabu, selalu memuat karya para aktivis seni GRJS berupa sketsa, cerpen, puisi, kronik budaya, dan profile remaja berprestasi pada era 1970-an.

“Mas Pramono sebetulnya Desember ini berulang tahun,” kata mas Dicksy membuka perbincangan bersama IndependensI.com.

“Beliau masuk Akademi Seni Rupa Indonesia atau Asri pada tahun 1963. Beliau mengambil jurusan Reklame Propaganda atau DKV.”

“Mas Pram seangkatan dengan GM Sudarto, Darmono, Pungki Purbonoadi, Ketut Rai Reni dan lain-lain.”

“Beliau pernah membuat diorama di Monas… Mas Pram juga masih keluarga Saptoto, dosen patung Asri. Selain itu beliau juga pernah aktif di Sanggar Seribubara bersama GM Sudarto, Barmono, Haryono Wilmar Yasin, dan Turbastianas.”

Dicksy Iskandar sedang memeriksa hasil karya peserta kegiatan "meluber" di Taman Ayodya.
Dicksy Iskandar sedang memeriksa hasil karya peserta kegiatan “meluber” di Taman Ayodya.

Dalam perjalanan kariernya di kemudian hari, seperti diungkapkan Dicksy Iskandar, mendiang Pramono Pramudyo aktif di Harian Sore Sinar Harapan.

Dicksy sempat membuat cerita bergambar untuk harian sore tersebut. “Dan, bertepatan dengan peringatan Hari Pers Nasional, yang diselenggarakan setiap bulan Februari, saya diikut-sertakan dalam kepanitiaan pemeran yang diselenggarakan oleh SPS, PWI, SGP dan PPPI,” kata Dicksy mengenang.

Karena integritas yang ditunjukkan Dicksy membuahkan respons yang sangat positif, maka pada waktu Hari Pers Nasional diselenggarakan di Padang Sumatera Barat, Dicksy beserta Mas Pram dan GM Sudarto (maksudnya GM Sudarta yang tak lain adalah kartunis terkenal di Harian Kompas) pun hadir dalam HPN yang dihadiri oleh Harmoko selaku Menteri Penerangan Republik Indonesia, dan dibuka secara resmi oleh Presiden Soeharto.

Ketika IndependensI.com menanyakan tentang kesannya hadir bersama Mas Pram dan GM Sudarto di HPN yang berlangsung di Kota Padang, senioren Sanggar Seni Rupa Garajas yang satu ini langsung menyahut:

“Waktu kami mengunjungi situs wisata bersejarah, Mas Pram memotret saya mengangkat batu kepala Malin Kundang…”

“Apakah Sanggar Seni Rupa Garajas ada rencana  menyelenggarakan pameran untuk mengenang mas Pram?” tanya IndependensI.com.

“Ada,” sahut Dicksy, “Tapi, kemungkinan besar baru pada tahun depan rencana tersebut direalisasikan,” tambahnya mengakhiri obrolannya bersama IndependensI.com.

(Penulis: Like Wuwus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *