JAKARTA (IndependensI.com) – Pasar aset kripto senantiasa dipenuhi volatilitas dan spekulasi, tak terkecuali Bitcoin. Menjelang akhir April 2025, perhatian investor dan analis kembali tertuju pada aset digital terbesar ini, dengan pertanyaan krusial: akankah harga Bitcoin kembali menembus level psikologis USD100.000?
Beberapa analisis dan proyeksi pasar menunjukkan adanya potensi pergerakan harga yang signifikan untuk Bitcoin dalam periode ini. Optimisme ini banyak didorong oleh beberapa faktor kunci. Salah satunya adalah dampak berkelanjutan dari peristiwa “halving” Bitcoin yang terjadi pada tahun 2024. Secara historis, halving yang mengurangi pasokan Bitcoin baru yang masuk ke pasar, seringkali diikuti oleh kenaikan harga yang substansial dalam bulan-bulan berikutnya karena prinsip dasar ekonomi penawaran dan permintaan.
Selain halving, peningkatan adopsi institusional terus menjadi pendorong utama. Semakin banyak perusahaan besar dan lembaga keuangan yang menunjukkan minat dan bahkan telah berinvestasi dalam Bitcoin, baik secara langsung maupun melalui produk investasi seperti Exchange Traded Fund (ETF) Bitcoin spot. Arus masuk modal dari investor institusional ini menambah legitimasi Bitcoin sebagai kelas aset dan meningkatkan permintaan secara keseluruhan.
Kondisi ekonomi makro juga turut memengaruhi prospek harga Bitcoin. Kekhawatiran akan potensi resesi di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, dapat mendorong investor mencari aset alternatif di luar aset tradisional, dan Bitcoin sering dipandang sebagai “emas digital” atau penyimpan nilai. Selain itu, kebijakan suku bunga bank sentral juga memainkan peran; lingkungan suku bunga rendah cenderung lebihA menguntungkan aset berisiko seperti kripto.
Namun, pandangan yang lebih hati-hati juga ada. Meskipun ada faktor-faktor bullish, pasar kripto tetap rentan terhadap perubahan sentimen pasar global, berita regulasi yang tidak pasti di berbagai yurisdiksi, dan potensi aksi ambil untung setelah periode kenaikan harga. Volatilitas inheren Bitcoin berarti penurunan harga yang tajam selalu menjadi kemungkinan.
Mengenai target USD100.000, beberapa analis memang memproyeksikan bahwa level tersebut dapat dicapai atau bahkan dilampaui pada akhir April 2025. Prediksi ini sering didasarkan pada model analisis teknikal, pola historis pasca-halving, dan ekspektasi terus meningkatnya permintaan institusional. Rainbow Chart Bitcoin, misalnya, pada akhir Maret 2025 menempatkan Bitcoin di zona yang secara historis dianggap “masih murah” namun memproyeksikan potensi pergerakan ke zona “HODL!” yang mengindikasikan fase bullish jika berhasil menembus level resistensi tertentu, termasuk mendekati angka USD100.000.
Di sisi lain, ada juga prediksi yang lebih moderat, menempatkan harga Bitcoin di kisaran yang lebih rendah dari USD100.000 menjelang akhir April 2025, meskipun tetap menunjukkan tren kenaikan dari level saat ini. Perbedaan prediksi ini menunjukkan kompleksitas pasar kripto dan banyaknya variabel yang memengaruhinya.
Sebagai kesimpulan, ada dasar yang cukup kuat untuk optimisme mengenai pergerakan harga Bitcoin menuju akhir April 2025, dengan potensi untuk menembus USD100.000 didukung oleh faktor fundamental seperti halving dan adopsi institusional, serta kondisi makroekonomi tertentu. Namun, investor harus tetap mewaspadai risiko yang ada dan volatilitas pasar. Melakukan riset mendalam dan mempertimbangkan toleransi risiko pribadi adalah langkah penting sebelum membuat keputusan investasi apa pun. Masa depan harga Bitcoin hingga akhir April 2025 akan sangat bergantung pada bagaimana interaksi berbagai faktor global ini terungkap.