Ogan Ilir (IndependensI.com) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat. Tingginya kasus stunting di Indonesia membuat pemerintah harus dengan cepat melakukan penanganan salah satunya yakni dengan memberikan asupan gizi tepat.
Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional terus memperluas implementasi program Makan Bergizi Gratis. Program ini diharapkan dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan kuat.
Tim sosialisasi program MBG melakukan edukasi di Kecamatan Rantau Panjang, Desa Rantau Panjang Ulu, Kabupaten Ogan Ilir Sabtu, 10 Mei 2025. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh 300-an peserta yang berasal dari warga setempat.
Acara sosialisasi program MBG dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani, Staf Promosi dan Edukasi Gizi Mohamad Fadil Alchoiri, serta Staf Sekretaris Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama Alwin Supriyadi.
Dalam kesempatannya tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani menyambut baik langkah pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat, terutama untuk mendukung kelompok anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
Program strategis nasional Makan Bergizi Gratis merupakan wujud perhatian pemerintah terhadap pentingnya kesejahteraan gizi masyarakat yang terkadang terbatas aksesnya.
“Program ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan cerdas melalui penyediaan makan siang bergizi secara gratis bagi anak-anak usia sekolah,” ucap Irma Suryani.
Program MBG bukan hanya sekadar memberikan makanan saja, tetapi juga menjadi sebuah investasi masa depan bangsa. Sebab, anak yang sehat hari ini adalah pemimpin bangsa untuk masa yang akan datang.
“Kami menyadari bahwa keberhasilan program ini tidak mungkin tercapai tanpa keterlibatan semua pihak, terutama masyarakat lokal. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi dukungan dan kerjasama dari para tokoh masyarakat Kabupaten Ogan Ilir yang selama ini telah menjadi ujung tombak dalam memberikan edukasi dan contoh kepada warga,” jelas Irma.
Dengan memberikan asupan gizi kepada masyarakat diharapkan akan terciptanya budaya atau pola hidup sehat di masyarakat.
“Hari ini kita bukan hanya berbicara tentang program, tetapi juga tentang perubahan pola pikir dan kebiasaan. Melalui sosialisasi ini, kami berharap akan tumbuh kesadaran bersama tentang pentingnya gizi seimbang, cara pengolahan makanan yang sehat, serta peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung kebiasaan makan sehat bagi anak-anak,” harap Irma.
Lebih lanjut Irma Suryani, juga menyampaikan komitmennya utnuk membantu Badan Gizi Nasional dalam melakukan pengawasan terhadap dapur-dapur SPPG yang belum memenuhi standar pendirian sesuai pedoman dari BGN.
Pemrintah bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional, menyatakan kesiapannya untuk memberikan yang terbaik dalam pembangunan dapur sehat atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Sumatera Selatan.
Irma membantah anggapan bahwa dapur-dapur SPPG di wilayah Sumatera Selatan hanya dikuasai oleh pihak-pihak tertentu. Ia menegaskan bahwa Badan Gizi Nasional membuka peluang seluas-luasnya bagi siapa pun yang ingin berkontribusi dalam pembangunan dapur SPPG di seluruh daerah Indonesia.
Sebagai informasi, setiap dapur sehat atau SPPG akan dikelola oleh seorang Kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional. Kepala SPPG bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan akuntan untuk memastikan pengawasan terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan. Satu SPPG akan berisikan 45 – 50 petugas yang berasal dari warga lokal.