Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini usai Pokja TP I Kabupaten Trenggalek menerima penghargaan Inovasi Kader PKK berprestasi Tahun 2025 melalui program Pencegahan Perkawinan Anak (Cepak) yang dilaksanakan oleh Provinsi Jawa Timur. (ist)

TP PKK Trenggalek Raih Penghargaan CEPAK, Novita Hardini: Cegah Perkawinan Anak Selamatkan Generasi Emas Trenggalek

Loading

Trenggalek, Independensi.com – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, menegaskan komitmennya dalam mencegah praktik perkawinan anak di wilayahnya. Hal ini ia sampaikan usai Pokja TP I Kabupaten Trenggalek menerima penghargaan Inovasi Kader PKK berprestasi Tahun 2025 melalui program Pencegahan Perkawinan Anak (Cepak) yang dilaksanakan oleh Provinsi Jawa Timur.

“Kami memulai program Cepak sejak 2021 dan terus berjalan hingga hari ini, bahkan akan terus kami kawal ke depannya. Ini bukan program sesaat, tapi gerakan jangka panjang untuk menyelamatkan masa depan anak-anak kita,” ujar Novita, Kamis (22/5/2025).

Penurunan Signifikan Angka Perkawinan Anak di Kabupaten Trenggalek menunjukkan tren penurunan yang sangat menggembirakan dari data yang dihimpun Tahun 2021: 7,6%, Tahun 2022: 3,4%, Tahun 2023: 1,66%, Tahun 2024: 0,93%.

“Kami optimis tren ini akan terus menurun,” tambah perempuan yang juga saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI.

Sementara itu menurut Novita, perkawinan anak berpotensi menimbulkan berbagai masalah sosial. Selain rawan menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga, praktik ini juga membuka peluang terjadinya kemiskinan struktural.

“Kami ingin anak-anak Trenggalek tumbuh menjadi generasi emas, bukan generasi korban. Ketika anak-anak dinikahkan terlalu dini, mereka rentan menjadi korban kekerasan dan berpotensi melanggengkan lingkaran kemiskinan,” tegasnya.

Ia menyebut dua faktor utama penyebab tingginya angka perkawinan anak, yaitu kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan pun bersifat menyeluruh.

Beberapa metode yang diterapkan misalnya melakukan sosialisasi pencegahan perkawinan anak di desa-desa dan sekolah, pendampingan keluarga untuk membangun kesadaran orang, peningkatan pola asuh yang lebih mendukung perkembangan anak serta konseling calon pengantin (catin) usia anak, bekerja sama dengan KUA dan instansi terkait.

Novita yang juga dikenal sebagai tokoh pemberdayaan perempuan itu pun menegaskan bahwa keberhasilan penurunan angka perkawinan anak bukanlah hasil kerja instan, melainkan kolaborasi lintas sektor dan tekad bersama.

“Kami ingin menjadikan Trenggalek sebagai kabupaten ramah anak, tempat di mana masa depan mereka tidak diputus di tengah jalan hanya karena faktor ekonomi atau budaya. Ini adalah perjuangan lintas waktu, lintas generasi,” tutupnya. (frd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *