JAKARTA (Independensi.com) – Di lintasan oval Jakarta International Velodrome yang dingin dan berpantulan suara tajam, nama Ayustina Delia Priatna kembali mencuri perhatian. Pebalap sepeda nasional ini tengah memacu bukan hanya sepeda, tapi juga persiapan besar menuju panggung SEA Games 2025 di Thailand, Desember mendatang.
Akhir pekan lalu, ia tampil di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Balap Sepeda 2025, cabang trek. Bagi Ayustina, ini bukan sekadar turnamen domestik, tapi bagian dari rangkaian persiapan serius menuju pesta olahraga Asia Tenggara. Meski tampil dominan di nomor Scratch, Elimination, dan Point Race, ia mengakui performanya belum maksimal. “Saya baru sekitar 50 persen. Masih banyak yang harus diperbaiki,” ujar Ayustina seperti dikutip dari Antara, Selass (15/7/2025).
Tak hanya fokus pada SEA Games, atlet asal Bandung ini juga membidik Islamic Solidarity Games 2025 di Riyadh, Arab Saudi, pada November nanti. Dua ajang besar dalam waktu berdekatan, yang menuntut stamina, konsistensi, dan latihan tanpa jeda.
Namun, di balik kesibukan memburu prestasi, Ayustina menunjukkan sisi lain dari dirinya yakni perhatian pada regenerasi atlet. Di Kejurnas kali ini, ia tampak akrab membimbing dua pembalap muda: Hadenova Majid dan Andini Putri Anatasya, yang baru pertama kali menjajal lintasan indoor seperti di Velodrome.
“Mereka masih sangat baru. Jadi saya ajarin dari nol—mulai dari start, teknik balap, sampai cara membaca ritme balapan. Alhamdulillah sekarang mereka mulai paham,” kata Ayustina dengan mata berbinar.
Regenerasi
Bagi Ayustina, regenerasi bukan sekadar wacana, tapi tanggung jawab. Ia menyambut antusias kembalinya Kejurnas di Jakarta International Velodrome setelah cukup lama vakum. Ia sadar, tanpa panggung seperti ini, akan sulit melahirkan penerus yang siap bersaing di level internasional.
“Senang banget akhirnya Velodrome hidup lagi. Event seperti ini penting buat melihat bibit baru. Gap generasi sudah jauh, jadi pembinaan dan kehadiran ajang seperti Kejurnas itu krusial,” tegasnya.
Kejurnas kali ini adalah yang pertama digelar di Velodrome sejak diresmikan tujuh tahun lalu. Lintasan sepanjang 250 meter yang telah berstandar UCI (Union Cycliste Internationale) itu kini kembali menjadi arena pertemuan antara pengalaman dan harapan baru.
Ayustina Delia bukan sekadar atlet juara. Ia sedang membangun lintasan untuk dua hal: mimpi pribadinya menuju podium emas, dan jalan lebar bagi atlet-atlet muda yang siap meneruskan estafet kejayaan Indonesia di balap sepeda.