JAKARTA (Independensi.com) – Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) bersama Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) mengadakan pelatihan dua hari bertajuk “Peran Dokter Keluarga dalam Pendampingan Pasien Kanker Payudara” di Kampus London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, pada 25–26 Juli 2025. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas dokter keluarga sebagai garda terdepan dalam deteksi dini dan pendampingan pasien kanker payudara.

Ketua Umum YKPI, Linda Agum Gumelar, menekankan pentingnya peran dokter keluarga sebagai pintu pertama yang ditemui pasien sebelum rujukan ke rumah sakit besar.
“Bapak/Ibu dokter keluarga adalah orang pertama yang ditemui pasien. Anda tahu riwayat kesehatannya, bahkan sisi emosionalnya. Di tangan Anda, bukan hanya diagnosis, tapi harapan pertama pasien dimulai,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (28/7/2025).
Linda juga menegaskan perlunya kolaborasi lintas sektor. “Kami percaya dengan sinergi antara yayasan, pemerintah, rumah sakit, dan para dokter keluarga, kita bisa membangun sistem pendampingan yang komprehensif dan penuh empati,” tegasnya.
Sementara itu Founder & CEO LSPR, Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA., MCIPR., APR., FIPR, turut mendukung kegiatan ini berdasarkan pengalaman pribadinya mendampingi ibunya sebagai penyintas kanker payudara.
“Komunikasi yang baik antara dokter, pasien, dan keluarga sangat penting. Bahkan kabar buruk bisa disampaikan dengan cara yang memberi harapan. Deteksi dini dan pendampingan bersama akan memperbesar peluang kesembuhan,” ujarnya.
Data Globocan 2020 mencatat terdapat 68.858 kasus baru kanker payudara di Indonesia, dengan 70% pasien terdiagnosis pada stadium lanjut. Kondisi ini menurunkan peluang hidup dan meningkatkan biaya pengobatan.
Deteksi dini melalui SADARI (periksa payudara sendiri) dan SADANIS (pemeriksaan klinis) menjadi kunci, ditambah peran dokter keluarga yang bukan hanya menangani medis, tetapi juga menjadi pendengar, pendukung emosional, serta penghubung ke layanan lanjutan.
Pelatihan diikuti oleh 40 dokter keluarga dari Jakarta dan mencakup materi medis, psikologis, hingga komunikasi efektif. Topik yang dibahas meliputi: Pilar WHO-GBCI (Global Breast Cancer Initiative), Dampak psikologis kanker payudara, Teknik komunikasi efektif dengan pasien kanker, Penanganan pasca tindakan bedah dan terapi dan Kegawatdaruratan onkologi dan stadium lanjut
YKPI berharap pelatihan ini dapat mendorong budaya deteksi dini di masyarakat dan memperkuat layanan primer dalam penanganan kanker payudara. Selain itu, membangun pendampingan pasien yang manusiawi, empatik dan berkelanjutan. Seluruh pembiayaan pelatihan ditanggung oleh YKPI sebagai wujud komitmen dalam menekan angka keterlambatan diagnosis kanker payudara di Indonesia.