Dalam kunjungannya itu, Mensos didampingi Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono, melihat langsung ruang kelas, kamar asrama, ruang guru hingga ruang makan siswa.
Bupati Gresik mengatakan, kunjungan Mensos dan Wamensos ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah untuk memastikan inisiatif pendidikan ini dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
“Program SRMA ini bertujuan menjangkau kelompok masyarakat yang selama ini sulit mengakses pendidikan, dari keluarga desil 1. Meski persiapannya hanya dilakukan dalam waktu enam bulan, namun kami yakin program ini akan sukses,” ujarnya, Selasa 5 Agustus 2025.
“Pemkab Gresik telah melakukan pendekatan bonding antara guru, kepala sekolah, dan seluruh pihak terkait, mengingat banyak tenaga pendidik yang baru pertama kali bergabung SRMA,” sambungnya.
Bupati menjelaskan pemilihan lokasi SRMA yang berlokasi di Desa Mriyunan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Didasari pertimbangan efektivitas, serta keberadaan lahan yang representatif.
“Sebelumnya, fasilitas di wilayah tersebut dinilai kurang optimal karena berdekatan dengan SMP Negeri lain. Kemudian dilakukan pengelompokan, siswa SMPN 30 Gresik diarahkan ke SMPN 6, sehingga fasilitas di SMPN 30 bisa dimanfaatkan untuk sekolah rakyat,” tuturnya.
“Informasi ini kami sampaikan ke Kementerian Sosial, dan alhamdulillah mendapat respon positif. Mudah-mudahan SRMA 37 menjadi model pendidikan inklusif, yang mampu memberi kesempatan lebih luas bagi generasi muda dari keluarga tidak mampu untuk meraih masa depan yang lebih baik,” imbaunya.
Di tempat sama, Mensos yang akrab disapa Gus Ipul itu, menyampaikan, SRMA 37 Gresik merupakan salah satu dari banyak Sekolah Rakyat yang telah digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Agar pelaksanaan Sekolah Rakyat berjalan optimal, maka diperlukan persiapan matang. Salah satu aspek krusial, dalam persiapan ini adalah survei lahan. Sebab Kementerian menargetkan lahan minimal 5 hektar untuk setiap sekolah, dengan rekomendasi ideal 6 hektar agar dapat menampung hingga 1.000 siswa serta fasilitas asrama dan perumahan guru,” tegasnya.
“Lahan yang luas sangat penting untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana yang memadai,” tambahnya.
Menurut Gus Ipul, pembangunan Sekolah Rakyat memiliki tiga tujuan, yaitu percepatan pengentasan kemiskinan, memuliakan wong cilik, serta memberikan harapan kepada warga miskin dan miskin ekstrem agar bisa mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak-anak lain.
“Sekolah Rakyat menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk mencetak generasi emas 2045 dari anak-anak kurang mampu. Apalagi, program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo untuk pemerataan pendidikan dari keluarga miskin bisa melanjutkan di Sekolah Rakyat,” imbaunya.
Kehadiran program Sekolah Rakyat, lanjut gus Ipul, diharapkan dapat mencetak generasi emas yang berkualitas dengan memiliki pendidikan yang baik. Sehingga dapat memutus mata rantai kemiskinan.
“Ada tiga kunci gagasan Presiden Prabowo, terkait Sekolah Rakyat. Pertama memuliakan wong cilik atau memuliakan kaum dhuafa, yang kurang beruntung dan belum tercover proses pembangunan.
Kedua, kata Mensos, menjangkau yang belum terjangkau dengan banyaknya saudara yang belum dan tidak sekolah serta berpotensi putus sekolah. Sebab diperkirakan anak usia sekolah mulai tingkat SD, SMP dan SMA sekitar 3 juta anak lebih tidak sekolah, putus sekolah dan berpotensi putus sekolah.
“Karena itu, Sekolah Rakyat dapat menjangkau yang belum terjangkau bagi anak-anak yang belum sekolah, putus sekolah dan berpotensi putus sekolah, “ungkapnya menguaraikan.
Dalam kunjungannya ke Sekolah Rakyat di Gresik, Mensos juga menyempatkan berdialog langsung dengan guru, siswa, serta wali asrama.
“Untuk mengetahui fisik dan mental siswa, akan diadakan rutin cek kesehatan gratis. Selain itu ada pemberdayaan untuk orang tua siswa, seperti modal usaha atau kursus usaha hingga tempat tinggal melalui program bedah rumah,” tukasnya.
“Program seperti Sekolah Rakyat dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi fokus dalam upaya pengentasan kemiskinan, ” pungkasnya. (Mor)