BEKASI (IndependensI.com)- Pemerintah Kabupaten Bekasi terus berupaya menurunkan angka kasus stunting (anak balita tumbuh kerdil). Pemerintah di daerah ini, ingin agar semua usia anak tumbuh sehat. Artinya, tidak ada lagi usia anak terdampak stunting di daerah kawasan industri terbesar di Asia Tenggara ini.
Bupati setempat Ade Kuswara Kunang minta petugas 51 Puskesmas dan petugas Posyandu se Kabupaten Bekasi, berperan aktif dan maksimal memberikan pendidikan bagi masyarakat terutama pada ibu-ibu yang mempunyai anak.
Pemerintah juga memberikan makanan tambahan dan vitamin bagi anak usia balita tersebut. Termasuk penyuluhan bagi masyarakat agar hidup sehat
Saat ini sebagaimana diketahui, tahun 2025, Pemerintah Daerah Bekasi menargetkan angka prevalensi stunting di bawah 10 persen dari data tahun 2024 sebesar 18,4 persen.
Melalui Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) setempat melaksanakan program Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S). Tujuannya untuk menurunkan stunting
Dalam program ini, difokuskan pembangunan fasilitas sanitasi yang baik di rumah-rumah warga. Karena dengan lingkungan yang sehat, berdampak terhadap kesehatan masyarakat dan diyakini memengaruhi pencegahan stunting.
Pembangunan jamban rumah tangga dan sanitasi yang baik, dapat mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi melakukan Buang Air Besar sembarangan, ungkap Kepala Disperkimtan Kabupaten Bekasi, Nurchaidir, kemarin.
Penurunan prevalensi stunting lima tahun terakhir salah satu capaian kerja bersama antar-stakeholder. Maka, pihaknya mengalokasikan pembangunan 1.652 unit SPALD-S di 18 kecamatan. (jonder Sihotang)