SEMARANG (Independensi.com) – Dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bersama Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di 1.530 titik RW se-Kota Semarang. Program ini menjadi langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga pangan dan memastikan ketersediaan bahan pokok di tengah tren kenaikan harga beras dan komoditas lain.
Pembukaan GPM dipusatkan di Lapangan sepak bola Bumirejo, Kelurahan Pudak Payung, Kecamatan Banyumanik, pada Minggu (10/8). Acara ini dihadiri Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Andi Reina Sari H, Ketua Perum BULOG Cabang Semarang Rendy Ardiansyah, jajaran perangkat daerah, serta pelaku usaha pangan.
“GPM adalah wujud kepedulian pemerintah terhadap keterjangkauan harga dan ketersediaan pangan strategis. Kegiatan ini langkah nyata mengantisipasi dampak kenaikan harga pangan yang dirasakan langsung masyarakat,” ujar Agustina.
Inflasi dan Respons Cepat Pemerintah
Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng, Andi Reina Sari, menjelaskan inflasi Kota Semarang pada Juli 2025 tercatat 0,23% (month to month), dengan bawang merah dan beras menjadi dua dari lima penyumbang utama inflasi, masing-masing sebesar 0,03%.
Melihat kondisi tersebut, sinergi antara Pemkot Semarang, BI, BULOG, dan instansi terkait dinilai sangat penting untuk memperkuat pasokan serta distribusi pangan strategis, sehingga tekanan harga bisa diredam sebelum berdampak lebih luas.
Prestasi Kendalikan Inflasi
Upaya pengendalian harga di Kota Semarang tercatat membuahkan hasil membanggakan. Dalam satu tahun terakhir, inflasi berhasil ditekan dari 22% menjadi hanya 6,7%. Capaian ini diapresiasi langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Achmad Luthfi pada High Level Meeting TPID Juli 2025 lalu.
Keberhasilan tersebut lahir dari berbagai inovasi kebijakan, di antaranya:
Program Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman) yang menyediakan pangan berkualitas dengan harga terjangkau.
BUMP Lumpang Semar Sejahtera, badan usaha milik petani yang memangkas rantai distribusi, sehingga harga jual petani lebih adil dan harga konsumen lebih wajar. BUMP ini bahkan meraih Penghargaan BUMP Terbaik pada Bank Indonesia Award 2024.
Mobil Ketahanan Pangan Keliling (KEMPLING SEMAR), delapan armada yang setiap hari menjangkau empat titik RW untuk distribusi cepat serta pengendalian harga langsung di lapangan.
Komitmen Berkelanjutan
Wali Kota Agustina menegaskan bahwa program seperti GPM dan KEMPLING SEMAR bukan sekadar kegiatan seremonial musiman, tetapi bagian dari strategi jangka panjang Pemkot Semarang.
“Komitmen ini harus dijalankan secara konsisten. Dengan sinergi dan inovasi, kita bisa menjaga ketahanan pangan, melindungi daya beli, dan menciptakan stabilitas harga demi kesejahteraan warga,” tegas Agustina.
Dengan berbagai langkah nyata ini, Pemkot Semarang menunjukkan bahwa pengendalian inflasi dan stabilitas pangan bukan sekadar target angka, melainkan komitmen untuk membangun Semarang yang tangguh, sejahtera, dan berdaya saing.