Jalan Tol Ruas Ngawi- Kertosono

Pembangunan Infrastruktur Koridor Tol Ngawi – Kertosono Dorong Pertumbuhan Perekonomian Daerah

Loading

JAKARTA (Independensi.com)  – Pembangunan infrastruktur dinilai telah memberikan peranan penting dalam mendorong  pertumbuhan perekonomi daerah. Ketersediaan infrastruktur yang handal akan mendorong produktivitas perekonomian daerah dan  mengoptimalkan potensi lokal sehingga berdampak langsung pada  peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Di Provinsi Jawa Timur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun Jalan Tol Ruas Ngawi- Kertosono, Bendungan Semantok, dan Rumah Susun Pondok Pesantren Al Mardiyah yang telah memberikan kontribusi pada peningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di Kabupaten Nganjuk.

Kehadiran Jalan Tol Ruas Ngawi- Kertosono sepanjang 87 Km yang merupakan bagian dari ruas Tol Trans Jawa memiliki peran pada peningkatan  potensi daerah di Kabupaten Nganjuk, terutama sektor ekonomi kerakyatan dan pariwisata lokal serta memunculkan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berdampak pada terbukanya lapangan pekerjaan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa manfaat dari terbangunnya Tol Trans Jawa tidak hanya menjadi jalur penghubung transportasi antar kota, tetapi dapat diintegrasikan dengan kawasan-kawasan industri yang sekarang sudah muncul seperti di Ngawi dan Nganjuk serta mendukung akses ke destinasi pariwisata sesuai dengan visi Pemerintah Presiden Joko Widodo.

“Tol Trans Jawa akan memangkas biaya angkutan logistik dan mengurangi waktu tempuh pengiriman barang (delivery time). Dengan kepastian waktu tempuh, investor dapat membuat perhitungan business plan lebih matang sehingga terbuka lapangan pekerjaan di sekitar pusat perindustrian di setiap daerah,” kata Menteri Basuki.

Tol Ngawi-Kertosono selesai dibangun pada 2018 dengan 5 Gerbang Tol (GT) yakni GT Ngawi KM 579), GT Madiun KM 603, GT Caruban KM 611, GT Nganjuk KM 647, dan GT Bandar KM 672. Tol ini juga dilengkapi dengan 3 Simpang Susun (SS) yang terkoneksi dengan wilayah yang dilalui seperti SS Madiun, SS Caruban, dan SS Nganjuk.

Pada Ruas Tol Ngawi-Kertosono terdapat 2 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP)/rest area yakni TIP Km 597 (B) dan TIP Km 626 (A) yang dapat mendukung promosi produk lokal daerah yang dilalui jalan tol. Kementerian PUPR terus mendorong pengelola TIP untuk memenuhi komposisi minimal 70% pengusaha dengan brand dan produk lokal yang mengisi area komersial TIP dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri (Permen) PUPR No. 10/PRT/M/2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol yang mengatur fasilitas yang harus tersedia di TIP.

Infrastruktur lain yang juga bermanfaat untuk mendorong potensi Kabupaten Nganjuk adalah pembangunan Bendungan Semantok berkapasitas tampung 32, 6 juta m3. Bendungan ini dibangun untuk mendistribusikan air saat musim kemarau agar tidak terjadi kekeringan pada areal persawahan sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian atau intensitas panen di Kabupaten Nganjuk. Disamping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.

Pekerjaan konstruksi Bendungan Semantok dilaksanakan dari tahun 2017 – 2022, terdiri dari 2 Paket pekerjaan. Paket 1, dikerjakan kontraktor PT Brantas Abipraya – PT. Pelita KSO dengan anggaran sebesar Rp 939 miliar meliputi tubuh bendungan bagian kiri, intake ngomben, bangunan fasilitas, instrumentasi,dan jalan masuk.

Sedangkan untuk Paket 2 dikerjakan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya – PT. Bangun Nusa, KSO dengan anggaran sebesar Rp 876 miliar meliputi tubuh bendungan bagian kanan, pengelak, intake, pelimpah, dan instrumentasi. Secara keseluruhan bendungan tersebut akan rampung konstruksinya pada tahun 2022.

Di Kabupaten Nganjuk, Kementerian PUPR juga membangun Rusun Ponpes Al Mardiyah yang diharapkan bisa membantu para santriwati untuk mendapatkan asrama yang layak selama proses belajar mengajar dan mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berakhlak mulia. Rusun Ponpes Al Mardiyah dibangun 12 barak untuk menampung kurang lebih 216 santriwati.(wst)