JAKARTA (IndependensI.com) – Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan menyatakan kondisi dua anggota brimob yang menjadi korban penusukan di Masjid Falatehan kawasan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/2017) malam, sudah semakin membaik. Kondisi kedua anggota Brimob itu stabil dan sadar.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang pria yang tidak dikenal diduga bernama Mulyadi menyerang dua anggota Brimob AKP Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bakhtiar dengan menggunakan senjata tajam jenis sangkur usai Salat Isya di Masjid Falatehan Blok M, Jakarta Selatan pada Jumat (30/6/2017).
Pelaku Mulyadi tewas ditembak petugas karena tidak menunjukkan sikap akan menyerahkan diri usai melukai kedua anggota Brimob itu. Petugas sudah memperingatkan pelaku supaya berhenti, namun sebaliknya justru menyerang balik.
Mulyadi (27) tercatat sebagai mahasiswa warga Pagaulan RT012/005 Kelurahan Suka Resmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat.
Lebih lanjut Kapolda menjelaskan, kedua korban penudukan tersebut saat ini mendapat perawatan di RS Kramat Jati setelah dibawa ke RS Pusat Pertamina. “Anggota brimob kondisinya stabil. Sekarang anggota sedang di RS Kramat Jati, sudah dipindahkan dari RS Pusat Pertamina karena penanganan RS Kramat Jati juga sudah luar biasa canggih dan bagus. Stabil artinya sadar,” kata Irawan.
Salah satu korban akan menjalani operasi akibat tusukan pisau sangkur tersebut. “Memang ada luka di pipi sebelah kanan yang satu yang AKP cukup robek, yang satu lagi yang briptu ada tusukan tadi, sekarang sedang akan dioperasi jam 01.00 WIB nanti, setelah enam jam dari makan malam terakhir,” tuturnya.
Meski mengalami luka berat, kedua korban masih bisa diajak berkomunikasi. Namun, para korban masih dalam penanganan pihak rumah sakit. “Yang jelas sudah ditangani penanganan pertama, (korban) sadar bisa bicara, saya bisa bicara sama dia, dia hafal betul apa yang terjadi lain sebagainya,” tuturnya.
Menjawab pertanyaan mengenai tindakan aparat, Irawan menuturkan, pihaknya terpaksa melakukan tindakan tegas dengan menembak pelaku karena pelaku yang lari keluar masjid dapat membahayakan masyarakat sekitar dan anggota kepolisian. “Setelah dilakukan pengejaran, supaya (pelaku) berhenti, malah balik menyerang anggota kami anggota brimob, terpaksa kita lakukan pelumpuhan,” ujarnya.
Dia mengatakan pihaknya telah memberikan tembakan peringatan tapi tidak diindahkan pelaku. “Peringatan juga tidak digubris malah akan menyerang kembali, kita tembak meninggal dunia. Sekarang sedang didalami oleh tim gabungan dari densus, polda metro semuanya untuk mengungkap identitas (pelaku) bersangkutan,” katanya.
Ada ditemukan KTP, tapi masih perlu dilakukan pendalaman untuk mengungkap identitas pelaku. “Belum pasti sama dengan yang ada di badannya dengan identitas yang bersangkutan. Kita identifikasi, kita perlu dalami, kita perlu cek alamat yang bersangkutan,” tuturnya.
Kapolda menyayangkan kejadian penyerangan terhadap anggota kepolisian itu, apalagi terjadi di dalam masjid usai menunaikan shalat. Dia mengatakan pelaku ikut shalat bersama dua anggota brimob yang menjadi korban penusukan. Penusukan terjadi usai shalat Isya sekitar pukul 19.40 WIB.
Tas Ransel Milik Pelaku Diledakkan
Di bagian lain, sebuah tas ransel yang diduga milik pelaku penusukan dua anggota Brimob di sekitar Blok M, Jakarta Selatan diledakkan. Petugas Penjinak Bahan Peledak Brimob Polda Metro Jaya meledakkan tas ransel yang mencurigakan tersebut. “Di dalam ransel dicurigai ada kabel yang dicek tim penjinak bom,” kata Kapolda.
Petugas juga memperkirakan pelaku membawa tas ransel berisi pisau sangkur dan rangkaian kabel. Petugas kepolisian juga mencurigai sepeda motor yang diduga milik pelaku Mulyadi ditinggal di sekitar lokasi kejadian yang berdekatan dengan Masjid Falatehan Blok M, Jakarta Selatan. “Ada motor tetinggal diduga milik pelaku, kami tinggalkan menjauh,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat itu pula.
Iriawan menambahkan, penyidik mendalami dugaan keterkaitan antara pelaku penusukan anggota Brimob di Blok M dengan penyerangan di Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.