JAKARTA (Independensi.com) – Meskipun Pandemi masih belum berakhir, PT Jamkrindo Syariah (JamSyar) terus membubuhkan treck yang mengembirakan. Terbukti Jamsyar membukukan Laba tahun 2020 sebesar Rp 48,764 Miliar atau meningkat sebesar 32,69% dari tahun 2019 yang hanya sebesar Rp 36,75 Miliar.
Hal itu di ungkapkan oleh Direktur Utama Jamsyar, Gatot Suprabowo dalam dalam konfrensi pers terkait paparan kinerja jamsyar tahun 2020, melalui webinar, Jumat (5/2).
“JamSyar berkomitmen dalam mendukung program-program Pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hal ini ditunjukkan dengan adanya program penjaminan Pembiayaan Modal Kerja PEN yang telah bekerjasama dengan 10 Bank penyalur pembiayaan Modal Kerja PEN yaitu Bank Syariah Mandiri, BRISyariah, BNI Syariah, BTN Syariah, BTPN Syariah, BPD Jateng Syariah, BPD Jatim Syariah, BPD NTB Syariah, Maybank Syariah, Bank Aceh. Total UMKM penerima pembiayaan modal kerja PEN yang dijamin selama periode tahun 2020 adalah sebanyak 520.511 UMKM dengan total Volume penjaminan adalah sebesar Rp 2,44 Triliun,” ungkap Gatot.
Gatot juga menyampaikan JamSyar juga adaptif untuk terus mencermati segala peluang dan pergerakan bisnis, dimana sebelumnya JamSyar focus di penjaminan pembiayaan, pada tahun 2020 ini JamSyar aktif mendukung para UMK dibidang penyediaan kebutuhan Alat Kesehatan (Alkes) dengan penyediaan produk penjaminan non cash loan yaitu berupa penjaminan Kontra Bank Garansi (KBG) dan Surety Bond.
Untuk program penjaminan PEN, Direktur Keuangan, SDM dan Umum JamSyar, Endang Sri Winarni menyebutkan JamSyar terus mendongkrak pertumbuhan UMKM melalui penjaminan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tahun 2020, total nasabah KUR yang dijamin oleh JamSyar adalah sebanyak 39.127 terjamin atau tumbuh sebesar 86% dibandingkan tahun 2019. Total volume penjaminan KUR tahun 2020 yang didapatkan adalah sebanyak Rp 2,25 Triliun atau tumbuh sebesar 180,37% dari tahun 2019.
Dalam penjaminan KUR, JamSyar juga turut andil dalam menjamin KUR Super Mikro. KUR Super Mikro adalah merupakan KUR yang utamanya ditujukan kepada pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau Ibu Rumah Tangga (IRT) yang menjalankan usaha produktif. Plafond maksimal KUR Super Mikro adalah sebesar Rp 10 juta.
“JamSyar optimis akan mampu memberikan penjaminan sebesar Rp 45 triliun dan membukukan Laba sebesar 99 Milyar di tahun 2021. Untuk mencapai target tersebut, JamSyar akan menerapkan strategi “Kolaborasi antara teknologi yang mumpuni dengan SDM yang tangguh,” kata Endang.
Sementara itu Direktur Operasional Jamsyar, Achmad Sonhadji menjelaskan masa pandemi membuat masyarakat melakukan kebiasaan baru yang tergantung dengan digitalisasi. untuk menunjang serta memudahkan masyarakat “JamSyar telah melakukan pengembangan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas layanan penjaminan dan meningkatkan peran IT untuk mendukung kegiatan lain di perusahaan guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses dalam tumbuh kembang bisnis JamSyar,” Sonhadji.
Terkait human capital, Sonhadji menambahkan JamSyar terus melakukan peningkatan kuantitas dan kualitas human capital untuk mendukung ekspansi usaha dengan melakukan learning & development, sertifikasi di beberapa bidang, serta melakukan perbaikan system compensation & benefit, performance management serta human capital management system lainnya sesuai dengan best practice dan kondisi perusahaan.
Untuk diketahui JamSyar hingga saat ini sudah memiliki 15 kantor layanan dan jaringan yang tersebar di beberapa provinsi guna melayani seluruh wilayah Indonesia. Selain itu JamSyar juga telah melakukan perubahan struktur organisasi guna meningkatkan kelincahan perusahaan dalam menghadapi perkembangan bisnis dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses untuk menciptakan pertumbuhan yang kontinyu dan meningkatkan daya saing bagi JamSyar.