YOGYAKARTA (Independensi.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meninjau lokasi rencana pembangunan gedung Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta yang berada di Padukuhan Dowangan, Banyuraden, Gamping Sleman, DI Yogyakarta pada Jumat (10/9/2021).
Saat tiba di lokasi, Presiden Joko Widodo disambut Rais Syuriah PWNU DIY KH Mas’ud Masduqi, Rektor UNU Yogyakarta Prof Purwo Santoso, Wakil Ketua PWNU DIY H Fahmy Akbar Idries beserta jajaran pengurus PWNU DIY.
“Kementerian PUPR akan mendukung inisiatif dan siap bekerja sama dengan UNU Yogyakarta untuk pembangunan gedung kampus baru yang direncanakan mulai dibangun pada bulan Oktober 2021 mendatang. Diharapkan dengan terciptanya bangunan kampus ini dapat meningkatkan keunggulan mutu pendidikan dan lingkungan belajar, sehingga dapat menciptakan SDM unggul yang siap bersaing,” kata Menteri Basuki.
Gedung UNU Yogyakarta yang akan dibangun memiliki luas bangunan 16.769,19 m2, tinggi bangunan 52 m diatas tanah seluas 7.478 m2. Gedung baru ini akan mampu menampung sebanyak 3774 orang mahasiswa dan 151 orang dosen.
Pada gedung baru tersebut akan dibangun 9 lantai dimana setiap lantai memiliki fungsi berbeda-beda. Lantai 1 atau Ground Floor akan digunakan untuk lobby, ruang UKM, dan ruang MEP. Lantai 2 untuk kantin, ruang kuliah, administrasi, dan Jamaah Corner. Lantai 3 digunakan untuk ruang kuliah, laboratorium, E-Library, Study Lounge, dan Auditorium.
Sedangkan pada lantai 4 terdapat ruang dosen, ruang kuliah, laboratorium, E-Library, Study Lounge, dan Auditorium. Masjid, hall, perpustakaan di lantai 5 serta roof garden dan masjid di lantai 6. Lantai 7 dan 8 untuk ruang dosen dan dekanat. Dan yang terakhir lantai 9 untuk Rektorat dan BP3TNU.
Pekerjaan pembangunan akan dilaksanakan selama 16 bulan mulai Oktober 2021 hingga Februari 2023 dengan biaya pembangunan sekitar Rp 193 miliar. Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan mekanikal dan plumbing, pekerjaan elektrikal dan elektronika, pekerjaan lansekap, pekerjaan fasilitas penunjang, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
“Sesuai dengan perencanaan awal, pembangunan kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta menerapkan konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) yang didasarkan petunjuk teknis BGH dari Kementerian PUPR,” tutur Direktur Prasarana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Iwan Suprijanto.
Penerapan konsep BGH pada bangunan kampus Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta diharapkan dapat memenuhi 7 kategori penilaian BGH yaitu pengelolaan tapak, efisiensi penggunaan air, efisiensi penggunaan energi, material ramah lingkungan, pengelolaan air lembah, pengelolaan sampah, serta kualitas udara dalam ruang.
Turut mendampingi Menteri PUPR antara lain Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Prasarana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Iwan Suprijanto, Kepala Biro Komunikasi Publik Krisno Yuwono, Kepala BBWS Serayu Opak Dwi Purwantoro dan Kepala BPPW DI Yogyakarta Tri Rahayu. (wst)