JAKARTA (Independensi.com) – Rencana Blibli.com untuk dapat menjadi perusahaan go public rupanya ditempuh dengan tidak secara langsung melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO), melainkan memborong kepemilikan saham perusahaan yang sebelumnya telah berstatus ‘terbuka’ (Tbk). Dan perusahaan yang jadi sasaran terkonfirmasi adalah PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC), pemilik jaringan ritel modern Ranch Market. Sebagaimana dilansir oleh Bloomberg, pihak Blibli.com disebut telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi sekitar 797,9 juta saham RANC. Porsi saham yang setara dengan 51 persen dari keseluruhan saham RANC itu rencananya bakal diakusisi dari beberapa pihak melalui negosiasi langsung dengan pemegang saham. Beberapa pihak yang terlibat dalam proses negosiasi disebutkan diantaranya adalah PT Wijaya Sumber Sejahtera dan PT Prima Rasa Inti.
Masih berdasarkan sumber yang sama, sejauh ini proses negosiasi masih terus berlangsung, sehingga belum ada nominal transaksi yang disepakati. Namun sebagai gambaran, data Bloomberg memperkirakan bahwa nilai pasar PT Supra Boga Lestari Tbk saat ini berada di kisaran Rp3,44 triliun. Sementara bila mengacu pada harga saham RANC di pertengahan Bulan September ini yang diperdagangkan di level harga Rp2.200 per saham, maka nilai 51 persen kepemilikan saham RANC berkisar Rp1,76 triliun. Nilai investasi sebesar itu terbilang cukup besar, mengingat kondisi industri ritel yang digeluti RANC saat ini tengah terpuruk. Jaringan supermarket Giant, Matahari Department Store, hingga pusat perbelanjaan Golden Truly menjadi sedikit contoh para pelaku bisnis ritel dalam negeri yang berguguran akibat pandemi.
Sebelum membidik saham RANC, Blibli.com pada dasarnya sudah menjajaki pelaksanaan IPO dengan telah menunjuk penasehat keuangan untuk dapat membimbangnya masuk ke lantai bursa. Rencananya, proses pelaksanaan IPO bakal dilakukan pada awal tahun depan. BliBli.com yang didukung oleh Grup Djarum disebut telah bekerjasama dengan Credit Suisse Group AG dan Morgan Stanley untuk menjajaki kemungkinan penjualan saham pertama kali. Pilihan untuk segera masuk ke pasar modal bagi perusahaan e-commerce macam Blibli.com oleh kalangan analis pasar modal disebut tak terelakkan lagi seiring dengan tren pertumbuhan sektor teknologi. “Setelah Bukalapak lalu sekarang Blibli.com. Memang tren untuk e-commerce masuk ke pasar modal itu sebenarnya inevitable, karena bagaimana pun cash itu penting sekali untuk menopang pertumbuhan bisnis mereka yang seiring gelombang perkembangan sektor teknologi ini, sudah semakin tidak terbendung,” ujar Analis Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy, dalam kesempatan terpisah.
(TSP)