JAKARTA (Independensi.com)
Perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) berpotensi menimbulkan gelombang ketiga pandemi COVID-19 di Indonesia.
Kondisi pandemi di tingkat global serta kedisiplinan dan mobilitas masyarakat juga merupakan faktor pemicu kembali meningkatnya kasus COVID-19 di tanah air.
Komunikasi menjadi salah satu unsur penting untuk dilakukan guna mencegah gelombang ketiga COVID-19 terjadi, dan perlu disampaikan hingga ke unit mikro.
Menyikapi hal tersebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia dengan Direktorat Pol PP dan Linmas Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersinergi bersama mitra strategis Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengadakan Pelatihan dan Penguatan Komunikasi Kesiapsiagaan Menghadapi Nataru Satpol PP dan Satlinmas yang diadakan pada hari Jumat, (3/12)
Pelatihan juga diadakan sebagai sosialisasi kebijakan terkini mengenai penanganan COVID-19 di Indonesia di kalangan anggota Satpol PP dan Satlinmas.
Selain itu agenda pelatihan juga bertujuan untuk membekali Satpol PP dan Satlinmas dengan strategi menjaga kesehatan dan menahan diri.
Diharapkan melalui pelatihan ini, anggota Satpol PP dan Satlinmas dapat menjadi ujung tombak dalam menyampaikan informasi yang akurat, berimbang, dan berkontribusi positif pada upaya penanganan COVID-19 kepada masyarakat.
Dirjen Informasi dan Komunikasi (Dirjen IKP) Kemkominfo, Usman Kansong dalam sambutannya yang disampaikan oleh Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kemkominfo, Hasyim Gautama menyampaikan pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai perubahan, dan salah satu aspek yang mengalami penyesuaian adalah bidang sosial.
“Masih banyak informasi mengenai update kebijakan yang belum tersampaikan kepada masyarakat. Ini menjadi tantangan bersama yang perlu kita sikapi dan upayakan bersama agar pesan-pesan kunci dapat sampai kepada masyarakat,” ungkapnya.
Kemkominfo memiliki komitmen untuk mendukung setiap aktivitas komunikasi dan penyebaran informasi yang berdampak positif kepada masyarakat, salah satunya adalah penguatan kesiapsiagaan Satpol PP dan Satlinmas dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru 2021.
Diggarisbawahi bahwa tingkat kedisiplinan masyarakat mematuhi protokol kesehatan berkorelasi dengan jumlah kasus COVID-19 yang terjadi.
Usman mengingatkan bahwa penurunan kedisiplinan masyarakat yang terjadi pada periode libur akhir tahun 2020, dan libur di pertengahan tahun 2021 lalu menyebabkan peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan di Indonesia.
“Untuk mengatasi hal tersebut, tentu dibutuhkan kerjasama teknis dan kerjasama komunikasi dari berbagai unsur. Satpol PP dan Satlinmas merupakan unsur yang dekat dengan masyarakat, dan sangat paham dengan dinamika yang terjadi di lapangan,” ungkapnya.
Di sisi lain, kualitas Satpol PP dan Satlinmas menjadi salah satu kunci utama agar dapat menyampaikan informasi penanganan COVID-19 terkini kepada masyarakat dengan berbagai inovasi yang tepat.
Satpol PP dan Satlinmas dapat melakukan berbagai inovasi dan berkreasi dalam menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat dengan cara yang mudah dipahami, kreatif, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan Kemendagri, Dr. Drs. Safrizal Z.A., M.Si. menyampaikan bahwa saat ini kita sedang dalam posisi yang krusial dalam penanganan COVID-19.
Diingatkan, jangan sampai data yang menunjukkan angka kasus melandai, dan peringkat Indonesia yang tinggi di antara negara-negara di dunia dalam penanganan COVID-19 membuat kita berpuas diri atau bahkan bersikap jumawa.
“Justru hari ini kita harus memperkuat komitmen, menyatukan langkah, perbuatan, dan melakukan sesuatu agar kondisi ini dapat bertahan selama mungkin, dan sebaik mungkin di tengah munculnya berbagai macam varian termasuk varian Omicron,” tegasnya. (hpr)